Aktivisme Generasi Z: Mengubah dunia sejak usia muda. Teknologi telah memberi kaum muda suara yang lebih keras dari sebelumnya. Gen Z berapi-api dan tidak takut untuk angkat bicara. Elijah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pembukaan Pemuda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga terbitan Balai Pustaka berarti orang muda; remaja. Sedangkan kata remaja berarti mulai dewasa. Dan dewasa berarti sampai umur; akil baligh bukan kanak-kanak atau remaja lagi. Dalam suatu masyarakat kita dapat menemukan tingkatan umur manusia. Bayi, anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua. Berbicara tentang pemuda, kita tidak juga akan menemukan makna semangat dalam membicarakannya. Masa muda adalah masa yang penuh dengan ujian. Siapa yang semangat dan berhasil dalam segala ujian di dalam masa muda tersebut maka selamatlah dalam menghadapi masa tua. Setiap zaman mempunyai seorang pemimpin. Zaman memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, Indonesia dipimpin oleh generasi Ir. Soekarno, Drs. Mohd. Hatta, Syahrir, Adam Malik, dan banyak tokoh nasional yang lain. Dan pada masa Reformasi, Indonesia dipimpin oleh KH. Abdurrahman Wahid dan generasinya seperti Ir. Akbar Tanjung, Prof. DR. Amien Rais, Prof, Ir. BJ. Habibie, Hj. Megawati, dan banyak lagi tokoh zaman sekarang yang dulunya pada zaman Ir. Soekarno adalah para pemudanya. Pemuda sekarang akan lain dengan para pemuda zaman dulu yang sekarang menjadi para pemimpin bangsa. Kekuatan dan kekekalan suatu bangsa terletak di tangan para pemudanya. Apakah bangsa itu akan menjadi sebuah bangsa yang rusak dan amboradul, atau menjadi bangsa yang tetap jaya. Pemuda Sebagai Wajah Bangsa Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah yang akan menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu nantinya. Karena bagaimana pun, pemuda adalah kader bangsa yang harus terbina dengan segala bentuk pendidikan. Baik itu pendidikan kejiawaan Psykologi sampai pendidikan politik. Jangan sampai pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa depan para pemudanya. Apalagi hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan saja. Pemuda dan Kepemimpinan Seorang pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di tangannya. Karena asas Kepemimpinan adalah kesadaran dan kemauan. Sikap dan ciri kepemimpinan yang baik adalah, satu, pemimpin berilmu, berakhlak, berintegritas, professional dan pandai; dua, pemimpin membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya; tiga, pemimpin menetapkan yang betul; empat, pemimpin dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi; lima, pemimpin harus bersedia mendengar dan berlapang dada; enam, pemimpin dapat memberi semangat dan motivasi; tujuh, pemimpin menjadi contoh; delapan, pemimpin pemegang obor pemikiran dan tindakan. [1] Oleh karena itu seorang pemuda perlu mengetahui pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciri-ciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang harus dikuasai adalah, satu, pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu –keperluan diri sendiri dan kerja; dua, pandai mendengan dan menghormati; tiga, pandai memperoleh informasi; empat, pandai menganalisa dan membuat keputusan; lima, pandai bermusyawarah; enam, pandai mengatur keuangan; enam, pandai berkomunikasi; tujuh, pandai akan teknologi; delapan, pandai dalam pengucapan awam dalam bermasyarakat; sembilan, pandai menulis dan mendokumentasi. [2] Begitulah kiranya beberapa poin yang perlu dikuasai oleh para pemuda sekarang agar dapat meneruskan perjuangan mempertahankan dan memajukan bangsa dan negara. 1 2 3 4 5 6 Lihat Lyfe Selengkapnya
Pemimpin Kristen mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, lebih berfaidah bagi Allah dan sesamanya, karena pemimpin Kristen adalah agen perubahan di era Melenial ini, yang membawa generasi
HMINEWS- Sekian puluh tahun telah dilalui bangsa ini dalam mengusung kemerdekaannya, namun perubahan menuju masyarakat yang sejahtera seakan masih menjadi sebuah jalan panjang yang tak tahu dimana ujungnya. Bergantinya rezim pemerintahan dari masa ke masa seolah hanya menjadi sebuah rutinitas sakral dan ajang pertunjukan kekuasaan. Kesejahteraan masyarakat yang menjadi cita-cita utama perubahan hanya menjadi simbol jualan pasar menuju kekuasaan. Bangsa mana yang akan mengatakan masyarakatnya sejahtera jika tingkat kemiskinan mencapai 13,33 persen dengan jumlah penduduk miskin hingga 31 juta orang, ini adalah sebuah kegagalan yang dibiarkan atau kasarnya disengaja. Kemiskinan semakin meningkat akibat ulah para penguasa yang mana meraka adalah para pemimpin di negeri ini, mereka telah menorehkan tinta hitam dengan menjadikan Negara kita Indonesia sebagai Negara nomor satu paling korup di dunia Perubahan Komprehensif Sebagai generasi pelanjut, kami menginginkan sebuah perubahan yang mendasar, perubahan yang komprehensif dan substantif, meliputi seluruh bidang kehidupan dan sisi normatif bagi seluruh masyarakat. Bukan sekedar perubahan yang sifatnya parsial dan hanya menjadi solusi sesaat, yang pada akhirnya akan kembali melahirkan masalah-masalah baru. Seperti hutang Negara kita kepada bank dunia yang sedemikian besar hingga mencapai angka triliun, mereka mengatakan ini adalah sebuah solusi padahal hutang-hutang itu akan menjadi beban bagi kami generasi di masa depan. Dalam mewujudkan perubahan ini, memang dibutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, praktisi, ilmuwan, dan masyarakat sipil termasuk di dalamnya para pemuda yang sedianya bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan. Seorang pemuda diharapkan mampu berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Saya kira hal inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi para pemuda masa kini yang sering disebut sebagai calon pemimpin bangsa masa depan. Pemuda yang di maksud adalah mahasiswa yang sedianya dikenal sebagai kalangan intelektual. Mahasiswa merupakan tingkatan dimana seseorang itu telah mampu menemukan jati diri atau pematangan diri. Sehingga pada tahapan ini proses pendidikan atau wawasan yang di terima sangat menentukan bagi masa depan mereka. Kemudian selanjutnya adalah bagaimana pemuda-pemuda ini mampu tampil sebagai seorang pemimpin di masa depan. Tentu hal mendasar yang harus diupayakan adalah melatih dan menanamkan karakter kepemimpinan mulai dari sekarang. Karena jiwa kepemimpinan dikalangan pemuda saat ini masih menjadi sebuah masalah dan tuntutan yang harus terus diasah dan ditingkatkan kualitasnya selain basis keilmuan/kompetensinya. Keberadaan Universitas atau Perguruan Tinggi merupakan salah satu basis strategis untuk menggiatkan hal tersebut, begitupun dengan keberadaan organisasi kepemudaan diharapkan mampu memberikan motifasi tersendiri bagi mereka dalam menguasai dan meningkatkan keilmuan atau prestasi akademiknya. Karena pengembangan kepemimpinan pemuda merupakan kunci utama dalam melahirkan pakar atau ilmuwan yang memiliki jiwa kepemimpinan. Hal ini sangat penting dilakukan, agar nantinya pemimpin yang memegang peranan bukanlah orang-orang karbitan yang langsung jadi pemimpin dalam sehari seperti kebanyakan sekarang ini, yang tanpa melalui tahapan-tahapan pendewasaan moral, kearifan intelektual dan kapasitas kebijakan kemudian melakukan perbuatan hina dengan mencuri uang Negara, menjual aset kepada asing dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Oleh karenanya, seorang pemuda tidak boleh berpangku tangan tanpa ada partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan bangsa ini. Belajar dan bergerak merupakan indikator kebaikan hidup bagi seorang pemuda. Karena semua yang belajar dan bergerak akan mendatangkan kebaikan dan perubahan. Tuntutan bagi para pemuda untuk bergerak dikarenakan bahwa pemuda adalah sosok yang energik dan memiliki semangat intelektual. Kemudian sebagai entitas masyarakat, pemuda juga berusaha kritis terhadap kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan. Pada akhirnya pemuda menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk terus menyuarakan perubahan dalam hal kebaikan. Membaca Kitab realitas Untuk menjawab tantangan kepemimpinan masa depan, membaca realitas dimasa kini adalah kuncinya. Melihat banyaknya tokoh yang pakar saat ini tetapi keberadaannya tidak berpengaruh atau tidak memiliki kekuatan untuk melakukan sebuah aksi massif dalam mengusung idealismenya atau gagasannya. Sehingga seorang pemuda di masa kini dituntut memiliki jiwa kepemimpinan leadhership, hal ini sangat menentukan kapasitasnya sebagai figur yang memang layak di jadikan teladan atau pemimpin. Yang mana kita ketahui bahwa setiap proses perubahan sangat dipengaruhi oleh para pemimpin. Terlebih lagi dalam struktur dan budaya sosial yang paternalistik. Sehingga dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bangsa ini harus memiliki pemimpin yang amanah, mau bekerja keras, dan mampu mengarahkan serta menggerakkan massanya untuk bersama berjuang mencapai cita-cita perjuangannya. Hal inilah yang menjadi harapan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tidak berlebihan jika saya mengatakan, seorang pemuda atau mahasiswa yang ingin belajar tentang kepemimpinan haruslah memulai dengan bergabung disebuah organisasi baik itu organisasi kemahasiswaan maupun masyarakat. Hal ini dibutuhkan sebagai upaya menguatkan pola pikir dan integritas serta mengasah jiwa kepemimpinan mulai sekarang. Dapat dikatakan berorganisasi bagi seorang calon pemimpin bangsa adalah bersifat permanen, bukan kondisional, karena organisasi merupakan mikrokosmos atau dunia kecil yang dengannya kita mampu mempelajari dan mengkaji lebih jauh menuju tatanan masyarakat yang nyata. Terlebih dalam konteks masyarakat yang telah mengglobal seperti sekarang ini dimana suara kolektif adalah lebih powerfull dibandingkan suara individu per-individu. Sehingga keberadaan seorang dalam sebuah LSM, Ormas, Orpol, Perhimpunan Profesi akan lebih memiliki nilai yang lebih manakala mereka mewacanakan sebuah kebijakan ataupun opini publik dibandingkan secara individu. Sehingga pada tahapan ini di harapkan akan lahir Sumber daya manusia yang unggul atau qualifaid, dimana mereka bukan hanya orang-orang intelektual yang berprestasi tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan karena untuk menjadi seorang pemimpin di tingkat daerah, nasional, kawasan maupun internasional setidaknya dibutuhkan orang yang memiliki kompetensi dan berjiwa kepemimpinan. Selamat Berkompetisi Pemimpin Muda Sumber daya manusia unggul atau kualifaid adalah personil yang memiliki nilai tinggi. Hanya orang-orang tersebutlah yang sanggup berkompetisi di zaman ini. Di era globalisasi, seorang pemuda diharapkan banyak belajar serta mampu membuat konsep dan strategi untuk masa depan sehingga bangsa ini dapat bersaing dengan Negara lain baik dalam hal perkembangan ekonomi, politik dan militer antar bangsa yang kita lihat sangat kompetitif, hal ini dibutuhkan untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Masyarakat Indonesia yang sejahtera adalah cita-cita besar dari sebuah perubahan yang diinginkan bangsa ini. Hal tersebut dapat kita capai jika generasi bangsa hari ini menyadari sepenuhnya bahwa di tangannyalah perubahan itu akan terwujud. Serta keterlibatan pemerintah dalam memberikan fasilitas baik yang sifatnya pelayanan, penyadaran, pengembangan, kemitraan maupun penghargaan turut menentukan perubahan ini. Kemudian yang terakhir, dengan kapasitas yang dimiliki oleh pemuda tersebut diharapkan mampu membawa dirinya menjadi figur teladan di masyarakat, sehingga masyarakat akan percaya bahwa merekalah yang pantas dan sanggup memimpin Indonesia masa depan. Oleh Ikhsan Pallawa, * Penulis adalah Direktur Pusat Studi Kepemimpinan Indonesia Masa Depan
Pemuda Sekarang Adalah Pemimpin Masa Depan SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 2023 Leadership Camp Program training special untuk melatih dan mengembangkan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Allah telah menciptakan kita sebagai khalifah di muka bummi ini pemimpin. Allah tidak akan menciptakan manuasia dengan sia -sia, pasti ada suatu tujuan yang harus dicapai dan kita di muka bumi ini harus bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, bangsa dan agama. Tapi kenyataannya, kita dapat melihat bagaimana negara kita saat ini. Hampir setiap orang mementingkan ego masing-masing tanpa melihat dampaknya bagi negara kita. Maraknya korupsi, pencurian, penggunaan narkoba, sex bebas, pelanggaran HAM, dan masih banyak lagi. Mereka seakan lupa bahwa tujuan hidup mereka adalah sebagai penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab besar terhadap bangsa. Kita sebagai generasi muda tidak boleh tinggal diam melihat kondisi negara kita seperti umum definisi daripada pemuda itu setidaknya memiliki dua definisi yang menyangkut batasan usia pemuda, sifat ataupun karakteristik pemuda, dan tujuan dari aktivitas yang pertama yaitu pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa yang akan datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Internasional youth year yang diselenggarakan tahun 1985 mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda. Sedangkan definisi yang kedua yaitu pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Jadi, pemuda adalah pemimpi yang akan membangun bangsa di masa yang akan datang. Merujuk pengertian pemimpin menurut Pancasila, bahwa setiap orang yang mempunya mental pemimpin adalah mereka yang mampu untuk mendorong, menuntun dan membimbing sesamanya dan lembaga yang ia pimpin. Untuk itu ketika setiap orang yang mempunyai potensi untuk memimpin namun tidak mengembangkan potensi itu maka pemimpin yang terlahir akan semakin sedikit jumlahnya dan akan berakibat pada nasib bangsa dan negara kedepannya. Dunia akan senantias berubah, pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang. Kenyataannya sekarang pemimpin-pemimpin yang lahir hanya sedikit yang mampu untuk membawa perubahan, banyak diantara mereka pemimpin yang tidak sanggup membawa kebaikan kepada lembaga yang dipimpinnnya, sebagai contoh korupsi, kolusi dan nepotisme adalah hal-hal yang umum yang dapat meruntuhkan jiwa dan mental kepimimpinan yang dimiliki oleh seorang yang sedang memimpin. Pemimin sekarang dahulu adalah pemuda, dan pemuda kini adalah pemimpin masa depan. Satu hal penting yang harus diketahui, bahwasannya seorang pemimpin masa depan tidak akan lahir dari pemuda yang tidak mempunyai tujuan hidup. Tapi, pemimpin akan lahir dari seseorang pemuda yang memiliki visi - misi dalam hidupnya, bertanggung jawab, berintegritas yang tinggi, tidak mendahulukan ego, dan lain sebagainya. Untuk itu, jiwa kepemimpinan pemuda yang mempunyai potensi perlu dipersiapkan sangat matang dari dalam diri pribadi pemuda itu sendiri. Pemuda harus memiliki mental dan pola pikir mindset yang baranggapan bahwa negeri ini harus terus diperbaiki, dikembangkan dan butuh inovasi baru. Dengan itu pemimpin-pemimpin muda akan terus dilahirkan, akan terus ada dan akan terus membuat bangsa dan negara ini semakin baik dan manjadi harapan besar bagi rakyat yang nantinya akan di pimpim dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh apa yang telah disiapkan pemuda masa kini untuk menjadi pemimpin di masa depan? Beberapa hal yang harus di dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyatukan persepsi tentang urgensi peran pemuda nantinya saat adanya peralihan kepemimpinan sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa dan negara ke depannya. Para pemuda pun harus secepatnya mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan, karena setiap masa yang dinamis pasti selalu ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak sampai di situ, para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus sadar akan peran mereka yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa dan begitu banyak peran pemuda bagi bangsa ini, bahkan bagi dunia sebagai Agent of Change. Sejarah telah mencatat, bagaiamana Sutan Syahrir berperan besar dalam sejarah kemerdakaan bangsa Indonesia. Bagaimana Mark Zukerberg, Lary Page dan Sergey Brein yang begitu memiliki peranan besar dalam merubah peradaban dunia. Atau kisah pemuda Ibrahim yang berani memberontak dan bertindak revolusioner untuk memperbaiki tatanan sistem masyarakat yang sudah rusak. Kisah Ash-habul Kahfi para pemuda penghuni gua adalah bukti nyata bahwa pemuda selalu punya peran dalam merubah kondisi suatu bangsa yang tertindas oleh kesewenang-wenangan penguasa. Selain itu, para nabi dan rasul adalah contoh teladan peran pemuda dalam merubah suatu bangsa. Seperti yang dikatakan Michael H. Hart seorang penulis Barat terkenal, dalam bukunya "The 100 a Ranking of The Most Influential Persons in History" menuliskan bahwa Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang paling berpengaruh di ada tiga peran pemuda, yaitu sebagai agen perubahan agent of change, agen pembangunan agent of development dan agen modernisasi agen of modernization. Untuk memenuhi ketiganya, pemuda harus melakukan pembentukan karakter, pemikiran,mental, serta spiritual. Itulah bekal yang harus dimiliki pemuda untuk bisa menjadi pelopor pembangunan bangsa, untuk menjadi seorang pemimpin di masa yang akan datang. Jadi, salah satu wadah untuk membentuk karakteristik seorang pemimpin dari kalangan pemuda, pembentukan mental serta spiritual adalah dengan berorganisasi. Karena, organisasi adalah tempat berkumpulnya orang - orang yang mempunyai satu tujuan tertentu. Dalam organisasi juga diajarkan bagaimana pembentukan karakteristik, mental serta spiritual dan akan menghasilkan pribadi yang berjiwa kepemimpinan juga mampu hidup bersosialisasi dalam masyarakat. Karena nantinya akan menghadapi orang lain dengan segala sifat dan karakteristik yang berbeda dan bagaimana menyatukan segala perbedaan yang itu pada saat pemuda ada di lembaga pendidikan setingkat universitas adalah masa dimana pemuda itu belajar dan terbetuknya jiwa - jiwa kepeminpinan yang sebebasnya sebagai modal kepemimpinan yang di butuhkan bangsa kedepannya. Pada saat itu pula, pemuda mempunyai waktu terbaiknya untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki serta menenuman jati dirinya. Bukan hanya sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan akademik saja. Namun, pemuda harus mampu dan dapat memliki pengatahuan keorganisasian dan pemahaman kepemimpinan sebagai dasar mereka dalam memimpin lembaga-lembaga besar. Kita tentu tahu perkataan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang pemuda yaitu "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." Maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda lah yang dapat memberikan gebrakan baru terhadap bangsa dan negara bahkan dunia. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Pengalaman ini mutlak jadi catatan penting bagi pemimpin Indonesia mendatang. Langkah menegakkan gaya kepemimpinan bagi siapa pun yang menjadi pemimpin ke depan bukan lagi disikapi basa-basi sekadar mengejar pencitraan di mata publik/rakyat. Gaya kepemimpinan lain, selain gaya , menurut Gary Yukl dalam , perlu dikombinasikan dengan gaya
Read 8,179 “pemuda masa kini, pemimpin masa depan” شُبَانُ اليَوم رِجَالُ الغَد menjadi generasi pemimpin yang cerdas berliterasi Pemuda merupakan generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Dimana peran pemuda sangatlah diharapkan, karena merupakan pewaris bangsa yang akan menjadi sosok pemimpin selanjutnya. Baik buruknya bangsa kita kedepannya dapat dicerminkan dari para pemuda saat ini. Pemuda yang peduli akan bangsa, maka tidak bersikap acuh dan senantiasa berusaha mencari cara agar bangsanya semakin maju. Pemimpin adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur jalannya suatu sistem dan memberi pengaruh serta mengarahkan kepada orang-orang yang ia pimpin sehingga dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan. Ada banyak cara untuk menjadi generasi pemimpin penerus bangsa, salah satunya yaitu dengan literasi. Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis akan tetapi kepiawaian kita berbahasa saat berkomuikasi, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dan pandai berhitung itu juga termasuk literasi. Bagaimana kita dapat menjadi seorang pemimpin jika kita tidak cerdas berliterasi. Cerdas berliterasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi harus disadari karena menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas. Padahal, budaya literasi bermanfaat dalam mewujudkan peran generasi muda dalam aspek pembangunan negara. Membaca dan menulis adalah kunci awal dalam kesuksesan. Apalagi menjadi seorang pemimpin tentu harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas, dengan rajin dan sering membaca kita tidak akan ketinggalan zaman. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS al -Alaq [96] 1-5, di ayat tersebut Allah dengan tegas memberi perintah kepada manusia untuk “اِقْرَأْ” artinya “Bacalah”. Membaca dan menulis bukan hanya buku tapi membaca dunia, yang diawali dengan membaca hal kecil yang bermanfaat. Karena dari literasi banyak sekali manfaatnya mulai dari menambah pembendaharaan kosa kata, meningkatkan kemampuan menganalisis, menambah wawasan, mengoptimalkan kinerja otak, membantu meningkatkan daya fokus dan masih banyak lagi. Tentu saja menjadi seorang pemimpin memerlukan itu semua. Mulailah dari membaca dan menulis apa yang kita sukai. Di jaman sekarang, semakin berkembang teknologi kita tidak perlu bingung untuk mencari dan membeli buku, karna kita bisa mengaksesnya melalui smartphone. pada saat ini hampir semua orang memiliki smartphone, dan jangan lupa ya Gens yang pasti ada kuotanya hehehe. Di smartphone kita bisa membaca melalui ebook atau PDF. Jadi, ayo Gens kita sebagai generasi pemimpin harus senantiasa meningkatkan budaya literasi. Kalau bukan kita siapalagiMembangun Pemuda untuk Kemajuan Bangsa, Ini yang Harus Diperhatikan. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika berbicara tentang pemuda, terdapat sebuah kalimat yang cukup melekat pada pemuda, yaitu “masa depan suatu bangsa ada di tangan pemudanya.”. Sebab, pemuda yang berada pada rentang usia 16-30 tahun termasuk kategori usia produktif.Ilustrasi seorang pemuda yang sedang memimpin presesntasi sumber hari ini adalah pemimpin di masa depan. Ketika hari ini pemuda bermalas-malasan, maka nanti akan didapatkan pemimpin yang hanya peduli pada kekuasaan. Ketika hari ini pemuda gemar berbohong dan ingkar janji, maka nanti akan didapatkan pemimpin yang gemar melakukan korupsi. Namun jika hari ini para pemuda rajin belajar dan gemar melakukan kebaikan, maka nanti akan didapatkan pemimpin yang pintar dan gemar membela kebenaran. Apa yang pemuda lakukan hari ini, itulah yang akan menjadi cerminan kebiasaannya di masa yang akan datang. Tidak dapat dipungkiri kalau suatu saat nanti para pemuda hari inilah yang akan menggantikan posisi para pemimpin sekarang. Oleh karena itu, perubahan kebiasaan harus dilakukan dari sekarang. Jangan menunggu nanti, karena akan berdampak pada bukan perkara angka usia saja. Tapi siapa saja yang punya semangat juang nyata. Pemuda adalah mereka yang peduli terhadap lingkungan, yang lebih peka terhadap keadaan sekitar, dan yang bisa menyelamatkan diri dari hoax. Pemuda masa depan bangsa bukan pemuda yang hanya ikut-ikutan tren saja. Tetapi mereka yang berani berekspresi dan berkolaborasi. Jadi pemuda adalah siapapun yang punya kontribusi positif dalam perubahan bangsa. Maka dari itu Indonesia butuh butuh pemuda, karena sejarah Indonesia adalah sejarah pemuda. Setiap perisitiwa signifikan bagi bangsa ini adalah bentukan pemuda. Seperti halnya sempah pemuda. Tak pernah lekang dari ingatan, bagaimana sumpah pemuda sebagai momentum persatuan. Kesadaran nasionalisme dari penjuru nusantara yang akhirnya memantik pergerakan nasional meraih kemerdekaan. Hal lainnya seperti peristiwa Rengasdengklok. Ketika sekumpulan pemuda nekat mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan juga peristiwa reformasi ’98. Ketika pemuda secara serentak bergerak dan berhasil menumbangkan sebuah era kepemimpinan dan melahirkan harapan-harapan baru. Tanpa pemuda tidak akan pernah ada sebuah negeri bernama Indonesia. Negeri ini juga didirikan oleh pemuda. Sejarah bangsa ini adalah sejarah angkatan pemuda. Dan belum lama ini, ketika reformasi di korupsi, pemuda juga yang turun ke jalan. Menyerukan penolakan rancangan undang-undang yang tidak butuh pemuda, karena hanya pemuda yang masih mau belajar. Indonesia sendiri sebenarnya tergolong muda. 74 tahun belum ada 1 abad berdiri. Bagi negara Indonesia masih banyak belajar dari bangsa-bangsa lain, maupun belajar dari sejarahnya sendiri. Karena itu negeri ini butuh di kelola dan di perjuangakan oleh orang-orang yang juga masih mau belajar. Pemuda yang masih memiliki energi dan waktu untuk gagal dan mencoba lagi berulang-ulang dalam segala sesuatu hal. Pemuda yang berani melawan arus dan tak gentar keluar dari zona beberapa tahun, bangsa kita lupa caranya berpikir dan berpendapat secara merdeka. Masa orde baru saat itu, telah membentuk satu generasi yang tertutup. Generasi yang serba diatur untuk diam dan enggan berpolitik, dan akhirnya menggantungkan nasib pada segelintir elit. Karena itu saat ini kita butuh generasi yang lahir atau tumbuh di era reformasi. Generasi yang tahu caranya menggunakan kebebasan berinisiatif, bergerak atau mengutarakan pendapat. Buktikan bahwa pemuda bukan barisan pasif dan juga bukan barisan yang menyimak secara butuh generasi pemuda yang mempunyai idelisme tinggi, semangat yang bergelora, dan kekuatan yang begitu masif. Indoneisa juga butuh Pemuda untuk menciptakan sebuah perubahan. Janganlah ditunda-tunda, karena semakin tua urusan semakin banyak ditambah tuntutan berkompromi disana-sini. Justru usia muda adalah saatnya untuk menciptakan perubahan untuk menjadi tonggak peradaban bangsa maupun ini adalah era ketika menguasai dunia adalah yang menguasai teknologi. Generasi pemuda lah yang saat ini cerdas akan teknologi. Mereka berusaha selalu menyeimbangkan antara kehidupan dunia nyata dan kehidupan dunia media sosial. Seperti yang selalu update berita di twitter, mencoba filter instagram terbaru, mencari cara memonetisasi vlog, hingga mencoba melakukan aksi sosial atau penggalangan dana melalui platform-platform online. Oleh karena itu, Indonesia butuh generasi pemuda untuk menguasai dunia melalui butuh pemuda, karena hanya generasi pemuda yang sadar bahwa beda itu biasa. Menghakimi perbedaan ras, suku, atau agama itu ciri-ciri orang yang sudah kadaluwarsa. Saat ini identitas semakin cair, semakin beragam. Dan itu artinya semakin indah. Berbagai riset menyebutkan, bahwa salah satu ciri generasi pemuda saat ini adalah komitmen untuk menghargai perbedaan. Bahkan mereka cenderung berusaha dan berlomba-lomba untuk menjadi beda, unik, dan tahu caranya bergaul yang bisa menghasilkan sesuatu. Pemuda sadar, ilmu didunia ini terlalu luas dan tidak mungkin untuk dikuasai semuanya seorang diri. Jawabannya adalah kolaborasi. Mereka menikmati solidaritas dan mempertemukan keahlian masing-masing. Dan generasi saat ini adalah generasi paling terkoneksi luas dari generasi sebelumnya. Bukan lagi sebatas teman sekolah atau teman komplek. Tetapi Juga kolaborasi antar pemuda dari belahan dunia selalu bergerak dan pemuda adalah rodanya. Diprediksi Indonesia akan mengalami bonus demografi pada periode 2030 hingga 2040. Itu artinya jumlah penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Kita tengah menjemput era dimana pemuda hari ini adalah yang akan memimpin dan dipimpin. Pemuda sendiri yang tahu Indonesia seperti apa, yang akan ingin kita ciptakan untuk dihuni dan diperjuangkan. Lembaran-lembaran putih di sejarah menanti untuk tertulis kembali oleh peran dan gerak generasi pemuda butuh pemuda yang cerdas dalam gagasan, terbuka dengan ide, dan memiliki narasi yang cemerlang. Alangkah lebih baiknya lagi, pemuda yang tidak hanya menggebu-gebu dalam kata, yang pada akhirnya hanya mampu membuat orang lain takut untuk membuka diri. Pemuda yang bersahaja, hangat, bersahabat, tak bersekat dan tak menghalangi orang lain mendekat. Halus dalam kata namun tegas dalam Rizqi Ardian Putra, mahasiswa DKV IT Telkom PurwokertoRabu, 15 November 2023 – 17:28 WIB. Acara Future Leader Fest 2023. Foto: IA-ITB. jpnn.com, JAKARTA - Dalam acara Future Leader Fest 2023, Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) Jakarta berbagi tips menjadi pemimpin masa depan. Berkolaborasi dengan Id Next Leader dan komunitas kepemudaan lainnya, acara itu diselenggarakan di Teater
Pemimpin adalah kata yang tidak asing bagi kita, Namun, saat ini kita sedang berada dimasa dimana kita kekurang pemimpin-pemimpin yang mempunyai mental yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh negara. Pemimpin yang dibutuhkan bukan sekedar mampu bertindak, namun pemimpin yang memiliki yang benar-benar peduli kepada bangsa dan negaranya dan itu dimulai dari lembaga kecil. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk mepimpin karena ini memang sebuah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Ketika seseorang telah berhasil memimpin dirinya maka Ia punya potensi yang besar untuk memimpin suatu lembaga. Untuk lebih lanjut mengenai pemimpin, berdasarkan Pancasila bahwa pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya Tut Wuri Handayani Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Merujuk pengertian pemimpin menurut Pancasila, bahwa setiap orang yang mempunya mental pemimpin adalah mereka yang mampu untuk mendorong, menuntun dan membimbing sesamanya dan lembaga yang ia pimpin. Untuk itu ketika setiap orang yang mempunyai potensi untuk memimpin namun tidak mengembangkan potensi itu maka pemimpin yang terlahir akan semakin sedikit jumlahnya dan akan berakibat pada nasib bangsa dan negara kedepannya. Dunia akan senantias berubah, pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang. Kenyataannya sekarang pemimpin-pemimpin yang lahir hanya sedikit yang mampu untuk membawa perubahan, banyak diantara mereka pemimpin yang tidak sanggup membawa kebaikan kepada lembaga yang dipimpinnnya, sebagai contoh korupsi, kolusi dan nepotisme adalah hal-hal yang umum yang dapat meruntuhkan jiwa dan mental kepimimpinan yang dimiliki oleh seorang yang sedang memimpin. Kepemimpinan masa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing. Namun, saat ini banyak pemuda yang mecitrakan dirinya apatis, ego yang tinggi, dan tidak memikirkan nasib bangsa dan negaranya kedepan. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, ketika generasi yang digadang-gadang sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu menciptakan inovasi dan kreasi bagi bangsa dan negaranya dihambat oleh sifat-sifat pemuda ini sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak sesuai dengan kriteria dan mental kepemimpinan. Untuk itu, jiwa kepemimpinan pemuda yang mempunyai potensi perlu dipersiapkan sangat matang dari dalam diri pribadi pemuda itu sendiri. Pemuda harus memiliki mental dan pola pikir mindset yang baranggapan bahwa negeri ini harus terus diperbaiki, dikembangkan dan butuh inovasi baru. Dengan itu pemimpin-pemimpin muda akan terus dilahirkan, akan terus ada dan akan terus membuat bangsa dan negara ini semakin baik dan manjadi harapan besar bagi rakyat yang nantinya akan di pimpim dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh pemuda. Beberapa hal yang harus di dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyatukan persepsi tentang urgensi peran pemuda nantinya saat adanya peralihan kepemimpinan sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa dan negara ke depannya. Para pemuda pun harus secepatnya mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan, karena setiap masa yang dinamis pasti selalu ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak sampai di situ, para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus sadar akan peran mereka yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Proses pembentukan mental dan karakteristik pemimpin dari kalangan pemuda yang berbeda-beda akibat adanya perbedaan daerah asal dan lingkungan masing-masing. Untuk itu pada saat pemuda ada di lembaga pendidikan setingkat universitas adalah masa dima pemuda itu belahar dan terbetuknya jiwa-jiwa kepeminpinan yang sebebarbya sebagai modal kepemimpinan yang di butuhkan bangsa kedepannya. Bukan hanya sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan akademik saja. Namun, pemuda harus mampu dan dapat memliki pengatahuan keorganisasian dan pemahaman kepemimpinan sebagai dasar mereka dalam memimpin lembaga-lembaga besar. Kita tentu tahu perkataan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang pemuda yaitu "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." Maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda lah yang dapat memberikan gebrakan baru terhadap bangsa dan negara bahkan dunia. Banyak diantara generasi muda yang masih belum bisa menentukan masa depannya sebagai pemimpin aau sebagai yang dipimpin. Mereka yang dianggap mampu secara tersirat namun masih memiliki mental-mental pragmatis yang menginginkan hal-hal yang bersifat instan dalam kempeminpinan yang diembannya. Kampus merupakan salah satu lembaga di mana pembangun karakter pemuda yang berstatus mahasiswa dapat dibangun lebih dalam lagi. Disinilah para pemuda terjun lebih dalam lagi dalam memperoleh pengalaman dalam meminpin baik dalam organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM. Organisasi dan UKM merupakan sarana bagi pemuda yang bersatus mahasiswa dan yang sangat berperan dalam meningkatkan potensi yang dimiliki, dan sebagai wadah implementasi dari segala ilmu yang pemuda dapatkan dan sebagai peraktek kepemimpinan langsung dari pengalaman dan ilmu yang elah mreka dapatkan. Dalam organiasi pemuda mendapat wawasan yang lebih tentang kepeminpinan, cara berpikir yang lebih ke pada kepenting bersama, kemampuan sosialisasi dan manajemen kepemimpinan. Dan di kampus adalah salahstu tempat dimana para para calon pemimpin masa depan yang berasal dari kalangan pemuda dapat berinteraksi dan beraktualisasi bagi linkungan sekitaranya. Sebagai seorang calon pemipin, pemuda harus dapat menjadi pribadi yang aktif, kreati dan tanggap serta kritis sebagai modal awal untuk menjadi seorang calon pemimpin. Namun, timbul sebuah pertanyaan bagaimana masa depan bangsa ketika calon pemimpin dari kalangan muda ketika mereka memilki ego yangtinggi dan cenderung apatis dan pasif kepda linkungan sekiratnya? Untuk itu dengan adanya organisasi yang ada ditengah tengah pemuda khususnya mahasiswa sebagai alat untuk pendorang agar dapat lebih peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar hingga dibenak para pemuda timbul pola pikir menjadi seorang pemimpin bagi nusa dan bangsanya. Dan diharapkan serta terus di inisiasi kepada para pemuda untuk mulai memiliki jiwa kepemimpinan dan segera mengembangkan serta mengasahnya, karena jiwa pemimpin memang mungkin dapat dikatakan sebagai bawaan lahir tetapi kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan sebuah persiapan yang matang dan pembelajaran yang maksimal dari pribadi diri sendiri. Untuk itu cermian pemuda sekarang mentukan keberasilan kepemimpinan pemuda di masa depan. KEMBALI KE ARTIKEL
Kepemimpinanmasa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pemimpin adalah kata yang tidak asing bagi kita, [caption id="" align="alignright" width="640" caption="Source kita tentu tahu bahwa setiap kelompok mempunyai pemimpinnya masing-masing. Mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu keluarga mempunyai kepala keluarga sebagai pemimpin hingga setingkat lembaga negara yaitu presiden sebagai pemimpin bagi rakyatnya. Seorang pemimpin harus mampu berinteraksi dengan dengan sesamanya dan dengan lembaga atau kelompok apa yang Ia pimpin dan juga dapat bersinergi dengan lingkungan dimana Ia memimpin. Namun, saat ini kita sedang berada dimasa dimana kita kekurang pemimpin-pemimpin yang mempunyai mental yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh negara. Pemimpin yang dibutuhkan bukan sekedar mampu bertindak, namun pemimpin yang memiliki yang benar-benar peduli kepada bangsa dan negaranya dan itu dimulai dari lembaga kecil. Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk mepimpin karena ini memang sebuah Anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk dapat memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu. Ketika seseorang telah berhasil memimpin dirinya maka Ia punya potensi yang besar untuk memimpin suatu lembaga. Untuk lebih lanjut mengenai pemimpin, berdasarkan Pancasila bahwa pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karsa Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya Tut Wuri Handayani Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Merujuk pengertian pemimpin menurut Pancasila, bahwa setiap orang yang mempunya mental pemimpin adalah mereka yang mampu untuk mendorong, menuntun dan membimbing sesamanya dan lembaga yang ia pimpin. Untuk itu ketika setiap orang yang mempunyai potensi untuk memimpin namun tidak mengembangkan potensi itu maka pemimpin yang terlahir akan semakin sedikit jumlahnya dan akan berakibat pada nasib bangsa dan negara kedepannya. Dunia akan senantias berubah, pemimpin baru akan menggantikan pemimpin lama, itu akan terus berulang. Kenyataannya sekarang pemimpin-pemimpin yang lahir hanya sedikit yang mampu untuk membawa perubahan, banyak diantara mereka pemimpin yang tidak sanggup membawa kebaikan kepada lembaga yang dipimpinnnya, sebagai contoh korupsi, kolusi dan nepotisme adalah hal-hal yang umum yang dapat meruntuhkan jiwa dan mental kepimimpinan yang dimiliki oleh seorang yang sedang memimpin. Kepemimpinan masa sekarang dilahirkan dari pemuda masa lalu dan pemimpin masa depan dilahirkan dari pemuda sekarang. Pemuda yang berpotensi jadi pemimpin menggantikan generasi pemimpin lama akan senantiasa muncul dengan segala visi misi dan ideologinya masing-masing. Namun, saat ini banyak pemuda yang mecitrakan dirinya apatis, ego yang tinggi, dan tidak memikirkan nasib bangsa dan negaranya kedepan. Ini tentu sangat mengkhawatirkan, ketika generasi yang digadang-gadang sebagai agen perubahan yang diharapkan mampu menciptakan inovasi dan kreasi bagi bangsa dan negaranya dihambat oleh sifat-sifat pemuda ini sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak sesuai dengan kriteria dan mental kepemimpinan. Untuk itu, jiwa kepemimpinan pemuda yang mempunyai potensi perlu dipersiapkan sangat matang dari dalam diri pribadi pemuda itu sendiri. Pemuda harus memiliki mental dan pola pikir mindset yang baranggapan bahwa negeri ini harus terus diperbaiki, dikembangkan dan butuh inovasi baru. Dengan itu pemimpin-pemimpin muda akan terus dilahirkan, akan terus ada dan akan terus membuat bangsa dan negara ini semakin baik dan manjadi harapan besar bagi rakyat yang nantinya akan di pimpim dengan jiwa kepemimpinan yang dimiliki oleh pemuda. Beberapa hal yang harus di dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyatukan persepsi tentang urgensi peran pemuda nantinya saat adanya peralihan kepemimpinan sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa dan negara ke depannya. Para pemuda pun harus secepatnya mempersiapkan diri sebagai calon-calon pemimpin masa depan, karena setiap masa yang dinamis pasti selalu ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak sampai di situ, para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus sadar akan peran mereka yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Proses pembentukan mental dan karakteristik pemimpin dari kalangan pemuda yang berbeda-beda akibat adanya perbedaan daerah asal dan lingkungan masing-masing. Untuk itu pada saat pemuda ada di lembaga pendidikan setingkat universitas adalah masa dima pemuda itu belahar dan terbetuknya jiwa-jiwa kepeminpinan yang sebebarbya sebagai modal kepemimpinan yang di butuhkan bangsa kedepannya. Bukan hanya sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kemampuan akademik saja. Namun, pemuda harus mampu dan dapat memliki pengatahuan keorganisasian dan pemahaman kepemimpinan sebagai dasar mereka dalam memimpin lembaga-lembaga besar. Kita tentu tahu perkataan Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno tentang pemuda yaitu "Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia." Maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda lah yang dapat memberikan gebrakan baru terhadap bangsa dan negara bahkan dunia. Banyak diantara generasi muda yang masih belum bisa menentukan masa depannya sebagai pemimpin aau sebagai yang dipimpin. Mereka yang dianggap mampu secara tersirat namun masih memiliki mental-mental pragmatis yang menginginkan hal-hal yang bersifat instan dalam kempeminpinan yang diembannya. Kampus merupakan salah satu lembaga di mana pembangun karakter pemuda yang berstatus mahasiswa dapat dibangun lebih dalam lagi. Disinilah para pemuda terjun lebih dalam lagi dalam memperoleh pengalaman dalam meminpin baik dalam organisasi kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa UKM. Organisasi dan UKM merupakan sarana bagi pemuda yang bersatus mahasiswa dan yang sangat berperan dalam meningkatkan potensi yang dimiliki, dan sebagai wadah implementasi dari segala ilmu yang pemuda dapatkan dan sebagai peraktek kepemimpinan langsung dari pengalaman dan ilmu yang elah mreka dapatkan. Dalam organiasi pemuda mendapat wawasan yang lebih tentang kepeminpinan, cara berpikir yang lebih ke pada kepenting bersama, kemampuan sosialisasi dan manajemen kepemimpinan. Dan di kampus adalah salahstu tempat dimana para para calon pemimpin masa depan yang berasal dari kalangan pemuda dapat berinteraksi dan beraktualisasi bagi linkungan sekitaranya. Sebagai seorang calon pemipin, pemuda harus dapat menjadi pribadi yang aktif, kreati dan tanggap serta kritis sebagai modal awal untuk menjadi seorang calon pemimpin. Namun, timbul sebuah pertanyaan bagaimana masa depan bangsa ketika calon pemimpin dari kalangan muda ketika mereka memilki ego yangtinggi dan cenderung apatis dan pasif kepda linkungan sekiratnya? Untuk itu dengan adanya organisasi yang ada ditengah tengah pemuda khususnya mahasiswa sebagai alat untuk pendorang agar dapat lebih peduli dan memperhatikan lingkungan sekitar hingga dibenak para pemuda timbul pola pikir menjadi seorang pemimpin bagi nusa dan bangsanya. Dan diharapkan serta terus di inisiasi kepada para pemuda untuk mulai memiliki jiwa kepemimpinan dan segera mengembangkan serta mengasahnya, karena jiwa pemimpin memang mungkin dapat dikatakan sebagai bawaan lahir tetapi kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan sebuah persiapan yang matang dan pembelajaran yang maksimal dari pribadi diri sendiri. Untuk itu cermian pemuda sekarang mentukan keberasilan kepemimpinan pemuda di masa depan. Lihat Lyfe Selengkapnya
Untuk mencari pemimpin yang baik maupun tepat untuk masa sekarang ini dan masa yang akan datang menjadi tantan gan yang harus terpenuhi untuk bangsa ini (Hoving, 2007: 14 9).
Tak dapat dimungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Menyikapi hal itu, maka baru-baru ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Kominfo menggelar seri webinar literasi digital MakinCakapDigital dengan tema “Literasi Digital untuk Membangun Karakter Bangsa”. Webinar yang digelar pada Jumat 17/9/2021 di Tangerang Selatan, diikuti oleh puluhan peserta secara daring. Webinar ini mengundang narasumber dari berbagai bidang keahlian dan profesi, yakni Dr. Lina Miftahul Jannah, – Dosen Universitas Indonesia – Pengurus DPP IAPA, Dr. Bambang Kusbandrijo, MS – Dosen UNTAG Surabaya & Pengurus DPP IAPA, Dr. Ida Ayu Putu Sri Widnyani, MAP – Dosen Universitas Ngurah Rai, IAPA dan Roza Nabila – Kaizen Room. Pemuda Tema yang dibahas oleh masing-masing narasumber meliputi digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Dr. Lina Miftahul membuka webinar dengan mengatakan, kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan peranti lunak TIK serta sistem operasi digital. “Internet telah menghubungkan manusia dari berbagai lokasi, dengan koneksi pribadi dan koneksi publik, yang memiliki keamanan menjadi hal utama. Namun, kita harus waspada malware seperti virus komputer dan spyware,” ungkapnya. Dr. Bambang Kusbandrijo menambahkan, pemuda adalah pemimpin masa depan. “Belajar sejarah, membuktikan pemuda selalu hadir sebagai penyelamat bangsa. Gerakan kebangsaan dimotori pemuda. Indonesia ke depan bergantung pada kualitas karakter dan kompetensi generasi mudanya. “Pemuda sebaiknya, sadar iptek, inovatif dan kreatif. Solidaritas etis, berintegritas untuk bangsa dan negara, cinta Tanah Air, bertanggungjawab pada keselamatan bangsa merupakan bentuk nyata bela negara. Setiap anak bangsa bertanggung jawab sebagai perwujudan jiwa patriotik demi mempertahankan eksistensi negara, untuk itu perlu keteladanan,” tuturnya. Dampak negatif Dr. Ida Ayu Putu turut menjelaskan, dampak negatif dari penggunaan internet adalah dampak kecanduan dari gim online dapat mengakibatkan depresi, gelisah, tidak fokus dan kurangnya manajemen diri. Selain itu, tayangan-tayangan melalui gim online juga dinilai dapat merusak daya pikir dari masyarakat, serta membuat masyarakat menjadi memiliki motivasi yang rendah. “Lalu, dampak rendahnya pemahaman atas karakter bangsa, dikarenakan tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik atau provokasi yang mengarah pada segregasi sosial perpecahan/polarisasi di ruang digital,” tuturnya. Sebagai pembicara terakhir, Roza Nabila mengatakan, dalam dunia digital dan modern seperti sekarang ini, internet sudah menjadi hal yang sangat wajar. Internet juga menjadi salah satu kebutuhan pokok yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari- hari. “Tantangan terbesar dalam menghadapi perkembangan zaman ini adalah keamanan dalam mengakses informasi yang ada di internet. Penting mengajarkan dasar-dasar keamanan dan kewargaan digital kepada anak-anak agar mereka dapat menjelajahi dunia online dengan percaya diri,” jelasnya. Menurutnya, internet merupakan sarana yang luar biasa untuk menyebarkan kebaikan, tetapi juga bisa digunakan untuk kejahatan. Anak-anak dapat melakukan hal yang benar dengan menerapkan konsep “perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan”. Simpel Dalam sesi KOL, Decky Tri menjelaskan, menemukan hal-hal yang bisa dijadikan ide untuk membuat konten biasanya ide itu datang dari hal-hal simpel. “Misalnya lagi nonton drama Korea aku datang ke tempat syuting drama korea tersebut. Jadi, secara tidak langsung merasakan experiencenya dan sekaligus bisa menjadikan sebuah konten,” katanya. Dalam webinar ini, para partisipan yang hadir juga dipersilakan untuk mengutarakan pertanyaan dan tanggapan. Salah satu peserta bernama Farra kasyafna mengatakan, di era digital saat ini banyak sekali pengguna sosial media yang melupakan etika digital dan sopan santun. Apa yang harus kita tunjukkan atau kita lakukan? “Dalam kondisi etiknya itu memang mau tidak mau orang bilang perlu secara bersama atau berkolaborasi merupakan bentuk jejaring. Jadi dalam perkembangan SDM beretika,” jawab Bambang. Webinar ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Tangerang Selatan. Kegiatan ini pun terbuka bagi semua orang yang berkeinginan untuk memahami dunia literasi digital. Untuk itulah penyelenggara pada agenda webinar selanjutnya, membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada webinar ini melalui Instagram dan siberkreasi. Kegiatan webinar ini juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak, sehingga dapat berjalan dengan baik, terutama kepada Kominfo. Mengingat program literasi digital ini hanya akan berjalan dengan baik dan mencapai target 12,5 juta partisipan, jika turut didukung oleh semua pihak.
Setiap 5 tahun sekali, Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih pemimpin yang akan menjadi nahkoda Indonesia ke depan. Mulai dari pemilihan anggota legislatif hingga presiden dan wakilnya. Bagi generasi milenial, hal ini merupakan kesempatan besar untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan masa depan Indonesia.
Sahabat umma, mengejar masa depan tentu tidaklah mudah. Sosok-sosok anak muda zaman sekarang adalah tumpuan untuk mencari masa depan yang cerah serta menjadi seorang pemimpin di masa dengan itu, Allah sendiri mewanti-wanti agar kita tidak lengah dalam mempersiapkan generasi yang kuat dari segala sisi."Kuat itu kuat ilmu, kuat ekonomi, kuat ibadah, tapi peduli pada sesama, santun dalam berkomunikasi dan mumpuni dalam mengambil solusi," kata Ustaz Didin Hafidhuddin dalam buku 'Mimbar Masjid' dengan tema 'Peran Kampus Islam Dalam Melahirkan Pemimpin Umat'.Ilustrasi bandungyouthmovementSeperti firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa ayat 9 ini وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًاArtinya "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar".Sementara itu, para ulama salaf pun memberikan sinyal tentang generasi muda yang harus siap menjadi pemimpin di masa depan. Dengan kalimat hikmahnya sebagai berikut. شبان اليوم رجال الغد Artinya "Pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan"."Bahkan sebenarnya pemimpin umat yang ideal adalah mereka yang termasuk dalam kategori usia muda," ucap Ustaz adalah saat Nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai Nabi, usia para sahabat Rasul kala itu adalah masih muda. Meraka adalah para pemuda yang sudah siap tampil memegang tampuk kepemimpinan umat dan bangsa.
Apakah itu dalam bekerja, belajar atau bahkan dalam meraih cita-cita. Karena berputus asa merupakan perbatan orang-orang kafir. Karenanya melalui mimbar ini saya ingin menghimbau kepada generasi muda, calon-calon pemimpin bangsa, mulai saat ini mari singsingkan lengan baju kita! Langkahkan kaki untuk menatap masa depan yang cemerlang!
TANJUNG SELOR - Dialog publik dengan tema menarik, mengikuti isu-isu terkini digelar oleh salah satu elemen anak muda, yang menamakan diri Pemuda Interupsi Institut. Kali ini dengan tema demokrasi, anak muda, dan Pemilu 2024. Dengan menghadir 4 narasumber kompeten. Di antaranya, Harsunu dari PA GMNI Kaltara. Kemudian ada Sumarsono dari Tribun Kaltara,com, Suheriyatna, salah satu bakal calon anggota DPR RI, serta Yansen Tipa Padan, Wakil Gubernur Kaltara, yang dalam dialog ini berlaku sebagai seorang penulis. Dialog yang digelar Pemuda Interupsi Institut ini dimulai sekira pukul Wita 08/06/2023 ini, berjalan cukup seru dan menarik. Dipandu oleh dua moderator, yakni Muhammad Bahasyim yang juga sekaligus selaku ketua atau diistilahkan chairman Pemuda Interupsi Institut dan Aswan Ahmad, selaku vice chiarman. Baca juga Dialog dengan DPRD di Hari Buruh, KSBSI Desak Ada Pengadilan Hubungan Industrial di Kaltara Mengawali dialog ia mengatakan, sesuai hasil survei dari lembaga survei disebutkan secara demografi sekitar 60 persen pemilih dalam Pemilu 2024 mendatang, adalah anak muda atau sebanyak 160 juta. Berpijak dari itu, kata Aswan, tercetus lah ide menggelar dialog ini. Dengan tujuan menumbuhkan gerakan anak muda untuk paham politik, dalam menyongsong masa depan yang lebih baik. Ada beberapa hal tercetus dalam dialog, dan menjadi bahan diskusi menarik. Seperti yang disampaikan Suheriyatna, yang menyebut banyak potensi besar di Kaltara yang akan menjadikan masa depan provinsi ini cerah. Dan semua ini dibutuhkan peran pemuda saat ini. Termasuk salah satunya peran politik. Suheriyatna yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala Dinas PUPR-Perkim Kaltara ini, mangatakan, pemuda harus bisa berpikir luar biasa atau yang disebut out the box. Artinya, dengan penuh kreatifitas, dan tidak hanya berpikir yang biasa-biasa. Baca juga Tribun Kaltara Goes to Campus UBT, Founder BINARI Group Dorong Anak Muda Berani Jadi CEO Disebutkan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2045 mendatang. Jika ini tidak dipersiapkan dengan baik sejak dini, menurutnya, bonus demografi bukan menjadi peluang, namun justru bisa menjadi bencana demografi. Hadirnya investasi besar di Kalimantan Utara, seperti kawasan industri, PLTA dan lainnya yang masuk dalam proyek strategis nasional, merupakan sebuah capaian luar biasa bagi provinsi yang baru berusia 10 tahun lebih ini. "Infrastruktur dasar sangat penting. Sebagai daerah yang masih muda tidak dipungkiri Kalimajtan Utara masih butuh dukungan, bantuan dari pusat melalui APBN, utamanya untuk membangun infrastruktur. Namun ke depan, jika proyek-proyek strategis di Kaltara sudah berjalan, PAD Kaltara akan besar. Sehingga akan bisa membangun sendiri, dengan uang hasil pendapatan daerah," urainya. Sementara, Yansen TP mengatakan, semangat pemuda harus dibangun sejak awal. Dengan mengutip sejarah pemuda, dari 1908, 1928 hingga kemerdekaan bangsa Indonesia pada 1954, semua dari peran pemuda. Dialog terbuka yang digelar Pemuda Interupsi Institut di salah satu kafe di Tanjung Selor, Kamis 08/06/2023. EDY NUGROHO Dari itu, mengartikan, pemuda harus mengambil peran di semua bidang. Termasuk di bidang politik. Bahkan harus terjun langsung. Nara sumber lainnya, Sumarsono menyampaikan tentang siap media terhadap situasi di era sekarang. Termasuk di masa menjelang tahun politik.
Pemuda merupakan tonggak penting bagi masa depan Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda menjadi subjek penting yang perlu dipahami dengan baik. Pemuda memiliki peran yang krusial dalam membangun kemajuan bangsa ke depan. Namun, definisi pemuda yang tepat masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
Kalimat ini benar, tetapi kenapa harus menunggu masa depan? Para pemuda sudah kerap membuktikan kepemimpinannya! Menengok sejarah, sejak dulu pemuda selalu hadir sebagai penyelamat bangsa. Sumpah Pemuda tahun 1928 adalah salah satu bukti nyata, pemuda dengan semangat patriotik mampu menjadi sumbu pemersatu Nusantara, dengan segala keberagamannya, untuk melawan penindasan penjajah. Masa depan Indonesia bergantung pada kualitas karakter dan kompetensi generasi mudanya. Pemuda adalah manusia tangguh yang dengan kemampuan dan akhlak mulianya, menjadi tumpuan pengganti generasi sebelumnya. Pemuda terdidik diharapkan mampu berpikir jernih sebagai penjaga nilai kebenaran dan kontrol sosial di masyarakat. Sebagai agen perubahan, pemuda berpeluang bangkit, berinisiatif tanpa beban, beraspirasi untuk perubahan bermakna bagi bangsa. Bukan hal yang absurd ketika Bung Karno berujar lantang, “Beri aku 10 Pemuda, niscaya akan kuguncang dunia!”. Saking rindunya pada sang proklamator, Gus Nas, sahabat saya, menulis pertanyaan pada Bung Karno “Bung, di mana api revolusi itu kini? Bara cinta yang kau bakar. Palu semangat yang kau nyalakan untuk menggembleng sampai hancur lebur, lalu bangkit lagi. Menggembleng sampai hancur lebur, lalu bangkit lagi. Di mana semua itu kini?” Jawabannya adalah teruskan tanggung jawab sosial individu anak bangsa membara! Melalui tulisan ini, izinkan saya memperkenalkan konsep bernama PSR Personal Social Responsibility, atau Tanggung Jawab Sosial Individu Ganiem, Ambadar, Soekardjo, 2015. PSR adalah mindset, sikap dan perilaku. Kami menganggapnya sebagai kata kerja. Dengan mendorong ber-PSR, kita menyentuh syaraf sosial seluruh anak bangsa untuk berdaya dan memberdayakan masyarakat. Bayangkan dampaknya jika mesin kepekaan sosial setiap warga negara, setidaknya para pemuda, diaktifkan! Pemuda yang ber-PSR akan berupaya mencapai keunggulan, bersikap atas dasar rasa hormat, melibatkan diri, peduli, bertoleransi, bersahabat, komunikatif, menyelesaikan masalah sosial secara kreatif, memberi perhatian serius pada pandangan orang lain, serta bertindak nyata dalam kehidupan. Dengan jumlah 64,50 juta BPS, 2020 pemuda-pemudi yang ber-PSR akan mampu membuat perubahan gemilang untuk Indonesia. Sebaliknya, dengan jumlah yang cukup banyak, bahkan berpeluang makin bertambah oleh bonus demografi, jika tidak memiliki tanggung jawab sosial individu maka pemuda Indonesia akan menjadi beban dan ancaman bagi bangsa. PSR dapat diekspresikan dengan berbuat kebaikan. Keelokan budi tersebut, yang meletakkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri, dapat dilakukan dengan memberikan uang, barang, pemikiran, tenaga, waktu, atau perasaan. Tindakan ber-PSR adalah sukarela, membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Semenjak Covid-19 yang sangat menular ada di muka bumi, cara kita bekerja, bersekolah, dan beribadah menjadi berubah. Meski virus adalah isu kesehatan, jika hanya tenaga kesehatan yang diharapkan berperan, maka kerugian bersama akan merebak dengan berlimpah. Solusinya, penyebaran virus yang massif dan menular, perlu dihadapi seluruh warga negara, terutama pemuda, dengan upaya kolektif. Tindakan efektif dari pemuda dapat menjadi solusi ampuh mengatasi pandemi ini. Semua pemuda, dengan latar belakang apapun, usia berapapun, miskin kaya, profesi apapun, sehat atau sakit, selalu dapat ber-PSR. Dalam konteks Covid-19, bagaimana PSR dijalankan? Pemuda dapat berbagi uang, kebutuhan pokok, alat pelindung diri, mendonorkan darah atau plasma. Pemuda sebagai duta perubahan dapat berbagi pemikiran dengan cara mengedukasi publik tentang prokes melalui berbagai upaya kreatif; mengatasi infodemik atau hoaks. Pemuda dapat berbagi tenaga dengan menjadi relawan Satgas Covid-19 di wilayahnya. Pemuda dapat menebarkan optimisme dengan berbagai cara kreatif pada penderita Covid-19 atau anak-anak yang kehilangan orangtua, tidak menyebarkan stigma negatif pada penderita dan keluarga. Pemuda yang positif Covid-19, meskipun OTG orang tanpa gejala, dapat menginformasikan kondisinya dan menghindari kontak dengan orang sehat. Sangat banyak upaya berkhidmat terkait PSR untuk masyarakat lebih luas. Praktik PSR tidak secara eksklusif terpisah satu sama lain, bahkan saling terpadu. PSR Pemuda sangat mungkin berhasil manakala terus ditumbuhkan dan disuburkan dengan berbagai alasan. Pertama, sejumlah riset menyimpulkan 70 persen generasi milenial melakukan kegiatan volunteer, bahkan lebih besar dari generasi di atasnya. Kedua, Indonesia yang berbudaya kolektivis dan religius, tolong-menolong itu biasa. Bahkan, gotong-royong sebagai modal sosial berharga ini adalah inti sari dari dasar negara, Pancasila. Ketiga, kebaikan itu menular, membahagiakan dan menyehatkan pelakunya. Keempat, Indonesia sudah membuktikan sendiri dan dikukuhkan dengan pengakuan internasional, yaitu melalui Charities Aid Foundation CAF World Giving Index pada tahun 2018 dan tahun 2021. Menempatkan Indonesia di posisi teratas sebagai negara paling murah hati di dunia. Lembaga lain yaitu Legatum Prosperity Index 2019 yang melakukan pemeringkatan pada 167 negara, menempatkan Indonesia di ranking ke-5 dunia dan rangking ke-1 di Asia Pasifik dalam partisipasi sipil serta sosial terkait tingkat sukarelawan untuk menolong sesama di masyarakat. PSR atau Tanggung Jawab Sosial Individu, adalah bentuk nyata Bela Negara. Kita yang memiliki semangat bertanggung jawab sosial, akan menunjukkan patriotisme untuk senantiasa mempertahankan eksistensi negara tercinta. Berbuat kebaikan adalah kebutuhan alamiah manusia, tak seorangpun boleh diabaikan potensinya untuk ber-PSR. Mari jadikan PSR sebagai gaya hidup. Apa PSR-mu? adv/udi * Motivator Nasional, Akademisi Komunikasi, Penulis Buku
Hal ini akan berbahaya, karena bisa menjauhkan mereka dari iman, keluarga dan komunitas mereka. Dilansir dari About Islam pada Senin (28/9), agar para remaja ini memiliki modal untuk menghadapi tantangan di era modern ini, dukungan orang tua adalah kuncinya. Dimulai dari masa kanak-kanak, dididik dengan kebiasaan baik, disiplin, moral dan nilai.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Generasi muda merupakan aset yang akan menjadi penentu maju tidaknya suatu bangsa, dan Generasi muda juga merupakan suatu harapan bagi masa depan bangsa untuk menuju lebih baik. Kita sebagai pemuda Indonesia harus memiliki karakter dan mental yang kuat untuk menegakkan dan mensejahterakan bangsa Indonesia. Karena dari pemuda lah yang dapat menentukan dampak baik atau buruk nya masa depan suatu bangsa. Peran pemuda Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah tidak diragukan lagi, karena sebagai pemimpin atau generasi penerus bangsa terdapat beberapa peran yang harus dimiliki. Pemuda memiliki peran sebagai pusat kemajuan suatu bangsa, dalam hal tersebut pemuda harus mempunyai keinginan dan tekad yang kuat untuk melakukan perubahan disekitar lingkungan masyarakat Indonesia. Karena Pemuda memiliki kewajiban untuk menjaga eksistensi bangsa di kancah pemuda harus memiliki karakter dan mental yang kuat. Pendidikan yang baik dapat mewujudkan generasi pemuda yang cerdas bahkan tidak hanya sebatas cerdas saja, akan tetapi dapat menghasilkan pemuda yang bertakwa kepada Allah SWT. Kecerdasan tanpa dibarengi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT akan menjadi sia-sia, maka sudah seharunya kita sebagai pemuda Indonesia memiliki kecerdasan, keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta memiliki akhlak, adab dan moral yang baik. Menjadi pintar dan cerdas saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan keimanan, ketakwaan dan akhlak yang mulia. Banyak di luar sana orang pintar dan cerdas akan tetapi tidak memiliki moral yang baik, tidak memiliki rasa simpati terhadap sesama, yang mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Terdapat beberapa konflik yang terjadi pada pemuda-pemuda saat ini. Hilangnya tujuan, banyak para pemuda saat ini yang hidupnya tanpa menyadari bahwa mereka hidup memiliki tujuan mulia yang harus diraih. Mereka menjalankan hidupnya tanpa adanya arah dan tujuan, hanya menjalankan apa yang membuat mereka senang dan terkadang sampai lupa dengan waktu. Hal tersebut yang membuat banyak para pemuda terjatuh ke dalam tekanan keadaan dan tuntutan kehidupan. Hilangnya kesadaran para pemuda terhadap Kewajiban yang merupakan alasan kita diciptakan, yang saat ini semakin melemah. Kita dapat melihat perilaku kehidupan kebanyakan pemuda sehari-hari yang dilakukan dengan jiwa yang kosong. Mereka mengganti kekurangan itu dengan menambah tingkat konsumtifnya, hidup boros, royal, dan bermewah-mewahan. Ditambah dengan keinginan yang besar untuk menumpuk harta dengan membeli segala barang yang pemuda-pemuda saat ini yang dihadapi oleh banyak pemuda adalah pengangguran. Pengangguran terjadi secara merata di sebagian besar negara Indonesia. Saat ini, justru pengangguran semakin bertambah dan tingkat pertumbuhan ekonomi menurun dan mencari pekerjaan dengan gaji yang layak pun semakin sulit. Lalu bagaimana cara kita menjadi pemimpin dimasa depan? Tanamkan dalam jiwa kita yaitu jiwa kepemimpinan sejak sekarang. Kita harus memiliki attitude yang tenang dan positif, seorang pemimpin akan lebih dihargai jika memiliki attitude tersebut. Hal ini disebabkan karena attitude positif yang kita punya akan membantu anggota kita lebih tenang dalam menghadapi semua masalah yang terjadi. Kita harus bisa membuka komunikasi, karena jika ingin menjadi seorang pemimpin kita harus bisa berkomunikasi dan berinteraksi terhadap anggota. Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan anggotanya sudah pasti merupakan pemimpin yang dapat mendorong anggotanya untuk menjadi seperti dia bahkan lebih darinya. Menjadi seorang pemimpin harus bisa memberikan pandangan mengenai suatu penyelesaian masalah dan ekspetasi dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh anggotanya. Dengan memberikan pandangan dan ekspetasi terhadap anggota, kita bisa menyamakan persepsi antara satu anggota dengan anggota yang lainnya dan bisa mendorong anggota kita untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih keras. Seorang pemimpin juga harus bisa memberikan dan meminta feedback, karena seorang pemimpin akan selalu memberikan feedback mengenai hasil kerja dari anggota yang dimilikinya. Ketika ada anggota yang bekerja dengan baik, maka sebagai pemimpin harus memberikan feedback positif. Dan jangan lupa untuk meminta feedback dari kepemimpinan kita agar kita bisa belajar mengenai kesalahan selama menjadi dari itu, marilah sama-sama kita sebagai pemuda Indonesia tanamkan dalam jiwa kita ini dengan jiwa kepemimpinan. Dan tidak lupa kita kuatkan tekad untuk menegakkan dan mensejahterakan bangsa Indonesia. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Perberdayaan pemuda merupakan sebuah proses dalam meningkatkan kemampuan dan Kekuatan pemuda, sehingga dengan pemberdayaan tersebut pemuda menyadari akan potensi yang dimilikinya, mampu menggunakan potensi tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan mampu berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial dan proses pembangunan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pemuda dimanapun engkau berada mereka tetaplah menjadi komponen yang teramat penting bagi bangsa ini. Menurut data statistik pemuda Indonesia pada tahun 2019, angka pemuda di Indonesia telah mencapai lebih dari 65 juta jiwa, dan menurut hemat saya hal tersebut dapat menunjukkan bahwa jumlah pemuda dan peran yang diberikan terhadap lingkungan sosial seharusnya bersifat signifikan di dalam dinamisasi perubahan negara dan bangsa ini. Pemuda selain menjadi aset ekonomi, karena tergolong dalam usia produktif berdasarkan Undang-Undang Kepemudaan usia pemuda adalah 16 30 tahun, mereka juga termasuk aset yang berharga dalam bidang sosial. Jadi pada intinya, selain secara umum pemuda merupakan kategori ekonomi, pemuda juga menjadi bagian penting dari kategori sosial dalam perkembangan bangsa ini. Hal serupa telah di amanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Demi mewujudkan tujuan nasional". pemuda memiliki ruang untuk berperan penting sebagai salah satu sentral sekaligus subjek demi tercapainya sebuah tujuan nasional dan terutama perubahan sosial yang lebih perjuangan bangsa ini telah mencatat berbagai peran penting terhadap pemudanya demi terwujudnya perubahan sosial yang lebih baik, yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Bicara tentang sejarah saya teringat dengan kata-kata bapak proklamasi kita yaitu bapak Soekarno bahwa jangan sesekali melupakan sejarah. Karena tujuan belajar sejarah adalah untuk mengambil pelajaran di masa lalu dan memperbaiki keadaan untuk masa depan. sejarah telah membuktikan bahwa pemuda bangsa ini telah mampu berperan aktif sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa. Hampir semua pemuda Indonesia sepertinya sudah tahu istilah pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan, syubbanul yaum rijalul gad. Ya, begitulah kata pepatah arab. Maju mundurnya bangsa ini tergantung kualitas SDM pemudanya, seyogyanya pepatah tersebut dijadikan refleksi kita bersama khususnya para pemuda Indonesia untuk terus belajar dan belajar, Pemuda merupakan tulang punggung bangsa, Karena pemuda adalah pondasi bangsa ini yang diharapkan untuk dapat meneruskan perjuangan para pemimpin di kemudian hari, yang tak lain adalah untuk melakukan perubahanperubahan kesejahteraan sosial masyarakat untuk lebih baik dengan mengunakan kapasitas berfikir dan keilmuannya. Penting rasanya bagi para pemuda untuk memikirkan dengan matang terkait kehidupan masa depan bangsa ini, dan setelah memikirkan dan merencanakannya semestinya dibarengi dengan usaha-usaha yang konkrit serta realistis, saya yakin tanpa usaha, sebuah tujuan tidak akan tercapai sesuai harapan, seperti yang tersurat dalam Al-Quran; " Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. QS. Ar-Rad 11. Kita semua yakin bahwa pada hakikatnya segala sesuatu yang menurut kita bersifat baik ataupun buruk semua terjadi tak lain adalah kehendak Allah SWT, akan tetapi dalam surat tersebut kita diberi kelonggaran dalam melakukan perubahan terhadap diri kita sendiri, jika semua usaha telah ditorehkan dan doa-doa telah dipanjatkan maka optimiske terhadap hasil yang baik merupakan sebuah keniscayaan, usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitulah kata anak muda sekarang. Sebagai pemuda sekaligus mengemban gelar mahasiswa seyogyanya menjaga kebiasaan yang baik dan meninggalkan apa-apa yang buruk, Karena pemuda dapat digambarkan sebagai pusat tertinggi dari berbagai perkembangan jiwa manusia sehingga dalam fase ini merupakan waktu yang tepat serta ideal untuk para pemuda dalam menggaungkan perannya, yaitu dengan selalu mengisi waktu untuk selalu produktif, kaum muda memiliki semangat yang tinggi, bertenaga, dan berintelektual, dan rugi rasanya jika pemuda hanya menghabiskan waktunya untuk rebahan, main game, bersosial media tanpa adanya bangsa yang besar akan bertahan atau mengalami kemajuan jika saja ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan melakukan kegiatan positif untuk kemajuan bangsanya. peran pemuda juga sebagai agen pembangunan dan modernisasi. Sebagai agen pembangunan, pemuda juga dapat ikut serta dalam bentuk kontribusi dalam pembangunan baik fisik maupun non fisik dan sebagai agen modernisasi yang menjadi inisiator pembaharuan apapun, khusunya di era revolusi sekarang ini dan umunya pada revolusi-revolusi berikutnya. karenanya pemuda bebas melakukan segala sesuatu yang mengadung hal baik dalam berinovasi yang nantinya tak lain adalah untuk memperbaiki kehidupan sosial masyarakatnya. Kemudian yang jauh lebih penting adalah jika Pemuda dan mahasiswa mampu tampil diantara Stake holder dan Masyarakat. Kelompok muda baik intelektual kampus ataupun non kampus, merupakan aktor yang seharusnya senantiasa terlibat dalam proses kebijakan pemerintah, baik dalam agenda perencanaan dan evaluasi, dalam waktu bersamaan setidaknya juga membentuk opini publik dengan relatif dan objektif. mereka merupakan garda terdepan untuk keberlanjutan masa depan bangsa, sikap peduli, ktitis,dan tranformatif senantiasa di pupuk sejak dini, agar menjaga militansi dan juga komitmen dalam membangun bangsa ini. sebagai garda terdepan bangsa ini, penting rasanya agar mereka dapat menjelaskan apa-apa yang menjadi keresahan dalam masyarakatnya kepada pemerintah dan ketika pemerintah membuat suatu kebijakan para pemudalah yang harus menjelaskan kepada masyarakat, sudah tepatkah kebijakan yang di buat pemerintah tersebut, apa alasan kebijakan tersebut dan bagaimana sejarah yang penting bagi kebangkitan pemuda tak lain dan tak bukan yaitu, Sumpah Pemuda yang sudah saya singgung sebelumnya. Sumpah Pemuda merupakan keputusan Kongres Pemuda Kedua yang dulu diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia, atau yang sekarang kita sebut kota Jakarta. Untuk mengenang kejadian tersebut sampai sekarangpun masih diperingati hari sumpah pemuda setiap tahunnya pada tanggal 28 Oktober. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa isi dari Sumpah Pemuda yang ditulis Moehammad Yamin yaitu, bertanah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Bertanah satu, maksudnya adalah bahwa setiap pemuda Indonesia harus berjuang hingga darah penghabisan untuk menjunjung tinggi tanah air Indonesia. Berbangsa Indonesia yaitu agar para pemuda berjuang untuk membela bangsa Indonesia, dan Berbahasa Indonesia yaitu bahwa Indonesia memiliki keragaman budaya, suku, dan bahasa, sehingga Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pemersatu. Lantas bagaimana peran pemuda dalam menyikapi hari sumpah pemuda demi terwujudnya Keberhasilan bangsa ini? Perlu di ingat sahabatku, bahwa keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pemudanya, termasuk para mahasiswa mereka memiliki peran yang besar bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungan. Maka Itulah mengapa mahasiswa sering disebut sebagai agent of change agen perubahan. Baiklah, dari semua ocehan saya kali ini setidaknya dapat menjadi bahan pemantik untuk sahabat-sahabati kaum muda Indonesia untuk menyadari betapa pentingnya peran pemuda, menyadari bahwa mereka adalah para kader pemimpin masa depan bangsa, dengan menyadari sepenuh hati saya yakin dan optimis bahwa sikap, perilaku, dan orientasi yang progresif akan senantiasa tercermin dari para pemuda indonesia dalam setiap gerak langkahnya. Oleh karena itu, sudah saatnya kita untuk bergandengan tangan mempererat simpul-simpul kebaikan untuk membangun bangsa ini agar menjadi bangsa yang adil dan makmur. Lihat Sosbud SelengkapnyaPresiden Indonesia dari masa ke masa (Foto: Dok Selsya) 28,759. Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam Negara karena sebagian besar Dok. IDN Times/Istimewa Penulis adalah Taufan Teguh Akbari, pendiri Rumah Millennials sekaligus Deputi Direktur 3 LSPR Jakarta. Penulis merupakan ahli di bidang kepemimpinan, kepemudaan, komunikasi, dan pergerakan IDN Times - Indonesia sedang dalam proses memasuki bonus demografi di 2025–2030. Jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan terus meningkat dari 238,5 juta pada 2010 akan menjadi 305,6 juta jiwa pada 2035. Besarnya jumlah peningkatan penduduk ini berpotensi mendatangkan bonus demografi bagi bangsa demografi membuat penduduk usia produktif yang berpotensi menggerakkan ekonomi Indonesia untuk menjadi semakin banyak. Diperkirakan pada 2045, pemuda yang dalam usia produktif saat ini akan menjadi generasi emas. Mereka inilah yang saat ini sedang duduk di sekolah dasar dan mereka pula yang akan menggerakkan perekonomian Indonesia kelak di masa disiapkan dan dikawal dengan baik, maka bonus demografi dapat mengakselerasi hadirnya millennial Indonesia mandiri yang berkualitas tinggi. Sebaliknya, jika momentum ini tidak dimanfaatkan akan menjadi bencana dan petaka. Banyaknya Sumber Daya Manusia SDM produktif yang tidak berkualitas akan menimbulkan banyak masalah, mulai dari pengangguran, kemiskinan hingga tingkat kriminalitas yang ini tengah terjadi pergeseran dalam gaya kepemimpinan seiring dengan perkembangan teknologi yang mengubah pola kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Tidak ada batas minimum bagi pemuda mendapat amanah besar di kursi pengambil kebijakan dan pada level strategis di dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan, Indonesia dihadapkan dengan beragamnya masalah yang makin menantang dan kompleks. Level kepemimpinan lintas sektor sudah harus berani memberikan ruang berkembang dan bertumbuh bagi calon pemimpin di perusahaan atau organisasinya. Generasi millennial yang berpotensi, perlahan sudah harus diberikan kesempatan dalam ruang formal untuk mengambil peran sebagai policy maker’.1. Konsep Leadership IDN Times/IstimewaKonsep Leadership berfokus pada keterlibatan tim, kemampuan individu, keterampilan memotivasi dan pabrikasi ide-ide super kreatif. Hal ini akan menghasilkan budaya kerja yang terbuka, transparan dan inovatif. Yang pasti, para pemimpin millennial saat ini mayoritas sudah menggunakan teknologi dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya. Seakan, teknologi sudah tidak terpisahkan lagi dalam perusahaan, organisasi, komunitas atau project’ yang mereka pimpin.Millennial leader’ yang agile berhasil mengajak organisasinya dengan cepat mengakomodasi perubahan. Dalam Global Leadership Forecast 2018, mengatakan bahwa respons yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan digital jauh lebih cepat dibandingkan pemimpin yang gagap teknologi atau tidak mengikuti tren teknologi kalau melihat tren penggunaan internet di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 175 juta pada tahun ini menunjukkan pentingnya dan semakin menguatnya tren digital memungkinkan organisasi saat ini untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengimbangi berbagai percepatan dalam dunia industri dengan penuh percepatan karena hadirnya teknologi di semua pengamatan berbagai macam sumber, terdapat lima dimensi dari kepemimpinan saat ini. Yang pertama adalah kompetisi, bagaimana pemimpin muda membaca dan merespons terhadap iklim kompetisi yang ketat dan semakin kompleks. Sikap pemimpin dalam merespons dan bereaksi dalam kompetisi sangat menentukan keberhasilan dari bisnis. Kedua, hirarki. Pemimpin mengedepankan pengambilan keputusan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh anggota organisasi dalam menentukan langkah yang dipilih. Hasil keputusan yang diambil secara egaliter akan memaksimalkan berbagai peluang dan kesempatan, hal ini karena seluruh anggota kunci dalam organisasi dilibatkan secara adalah pengembangan talenta di bidang teknologi, pemimpin memanfaatkan talenta individu agar dapat terus mengeksplorasi dan memaksimalkan penggunaan potensi guna memaksimalkan kemajuan teknologi di setiap bidang yang relevan. Pemimpin menganut paham multiperspektif. Mereka juga bersifat inklusif yang menghindari membeda-bedakan pasar, keterampilan dan keahlian. Mudahnya akses teknologi informasi yang bisa diakses dimanapun, siapapun dan kapanpun menjadikan inklusifitas menjadi sikap dan standar baru pemimpin perlu lebih banyak mengedepankan dialog berupa internalisasi visi, nilai dan budaya kerja kepada seluruh karyawan yang merupakan stakeholder internal organisasi. Generasi millennial cenderung berperilaku antusias jika tindakannya memiliki arti meaning pada Global Leadership Forecast 2018, perusahaan yang purposeful meningkat performanya menjadi 42 persen. Ini juga sejalan dengan millennial yang ingin bekerja dengan perusahaan yang punya dampak. Jika dilihat dari statistik ini, menunjukkan bahwa pemimpin harus punya kapabilitas digital yang mumpuni karena generasi sekarang semakin terkoneksi dan up to date terhadap berbagai berhasil menjadi pemimpin yang inklusif, pemimpin perlu mahir menempatkan diri sebagai coach, mentor, leader, dan kawan baik bagi anggota organisasinya. Sebagian besar milenial saat ini menyukai perusahaan yang memberikan frekuensi lebih banyak untuk pembelajaran dengan mendapatkan mentoring dan training dari pemimpin atau sosok inspiratif lainnyaKeempat, hiper-konektivitas. Kondisi ini memungkinkan kepemimpinan yang berjejaring dari level mikro hingga makro, dimana keberadaan dan pemanfaatan teknologi merupakan hal utama bagi organisasi untuk dapat mengembangkan secara masif ekonomi satu tugas utama menjadi pemimpin adalah menguasai fungsi media sosial sebagai platform jitu untuk memperkuat koneksi dan menjalin hubungan dengan orang lain. Hyper-konektivitas dalam konteks kepemimpinan berarti terhubungnya manusia, organisasi dan mesin melalui seperangkat teknologi digital. Hal ini dekat dengan salah satu pendekatan literature kepemimpinan yaitu kepemimpinan berjejaring network leadership. Dalam konsep kepemimpinan ini, membangun relasi dengan masyarakat atau multistakeholder adalah hal yang utama dan prioritas. Ketika masa kepemimpinan lalu kolaborasi tertunda karena ego dan harus dipaksakan, maka pemimpin milenial melakukan dengan sukarela dan dan berkolaborasi menjadi bahan bakar organisasi untuk terus hidup, dinamis dan berkembang. Mereka adalah millennial network leaders’ yang mampu mengalokasi dan memobilisasi sumber daya yang dimiliki untuk berkarya atau bekerja di luar batas administrasi, berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang organisasi, karakter dan yang ingin saya tegaskan di sini, pemimpin wajib berperan sebagai pemimpin jejaring yang mau dan mampu membangun jaringan sebanyak, seluas dan sedalam adalah transparansi. Pemimpin mengedepankan komunikasi terbuka open dan kejujuran honest. Kepemimpinan yang baik selalu dimulai dengan komunikasi yang baik, hal ini dibangun dengan kebiasaan berkata jujur dalam berpikir dan kepemimpinan menjadikan transparansi menjadi budaya utama organisasi atau perusahaan. Pemimpin Millennial sudah terbiasa dengan ketidakpastian dan perubahan, hal ini karena sejak lahir mereka sudah dibesarkan dalam situasi dan kondisi dunia yang tidak mapan. Saat berbagai informasi mengalir deras secara global hanya dengan hitungan detik, maka transparansi tidak hanya diharapkan tetapi juga tidak bisa dihindari. 2. Peran millennial Times/IstimewaPerubahan selalu berawal dari hal yang paling kecil dan butuh proses. Terkadang, kita tidak sabar untuk meraih hasilnya sehingga menjadi tergesa-gesa dan hasilnya pun tidak maksimal. Bergeraklah pelan, namun tetap progresif. Akan ada momennya ketika kita ingin bergerak ke arah yang lebih banyak masalah, tetapi jika generasi mudanya hanya diam, permasalahan yang ada akan terus bertambah sehingga bonus demografi pun tidak termanfaatkan dengan baik. Selain itu, kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah karena mereka juga punya segudang topik yang harus Indonesia dengan luas wilayah sepanjang km, pulau dan 300 juta orang pada 10-20 tahun mendatang bukanlah suatu hal yang mustahil ketika menjalankan prinsip Pareto dalam kepemimpinan Bagaimana potensi pemimpin millennial sebesar 20 persen dapat membawa perubahan masif di lintas lini yang berdampak positif kepada 80 persen masyarakat begitu, siapapun yang ingin diberikan amanah besar sebagai pemimpin tentunya harus mampu memantaskan diri terlebih dahulu. Kapasitas, kompetensi, daya saing, jam terbang, sikap dan keterampilan menentukan tingkat kepantasan pemuda dalam menjadi pemimpin Mungkin bahasa premannya, harus tahu diri’ sebelum mengambil peran lebih jauh sebagai seorang pemimpin. Baca Juga Rektor Unhas Generasi Millennial Jangan Jadi Beban Demografi
Ղаψэμ θкአςጡ епс
Կጼպυрማճυт иሒጅγውν исрևц
Ыնеኃец ֆеվε
Иጴеցуፎуце пዮрсεдሲ ետ
Ошοտθቻ еջаተоկևτ оχυтኸхоኇጂፔ
Иսу идጤτኇхуτаք
Яψи αмыዠо
Λωቨ ኺղуչιшոнта εረиգовግкт
Оχетա врደт
Уςխврኽηቆры иዳуፉуруኅօβ чι
Pemuda Indonesia harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi pemimpin dan pengusaha yang sukses di masa depan. Selasa, 5 Februari 2019 10:00 WIB Editor: Dewi Agustina“Menjadi pemimpin tidak mudah. Lebih sulit lagi menjadi pemimpin yang baik. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari, bahwa mereka tidak layak menjadi seorang pemimpin” Pemimpin akan mengetahui tentang bagaimana suatu bangsa untuk mencapai tujuan. Tapi bagaimana dengan kondisi yang ada saat ini?. Dinamika kepemimpinan saat ini tak ubahnya adalah suatu ladang yang luas untuk meraih keberhasilan sesaat tanpa memperhatikan faktor-faktor teknis dan kondisi dimasa yang akan datang. Menurut Fatturchman dalam Markus Eko Susilo dalam kompasiana 28/5/2011, berpendapat bahwa pola kepemimpinan tidak banyak berubah. Namun tuntutan masyarakat yang banyak berubah sejalan dengan perubahan zaman. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tuntunan masyarakat dengan kondisi kepemimpinan Indonesia. Berkembangnya IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan globalisasi, menyebabkan bangsa seakan mengikuti perubahan. Pemimpin dan masyarakat harus mampu menghadapi ini agar tercipta titik temu antar keduanya. Krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini telah membumi di Indonesia menjadi problematika sendiri. Orientasi kepemimpinan Indonesia saat ini memang prospeknya kurang luas dan jauh . Menurut Markus Eko Susilo dalam kompasiana 28/5/2011 mengenai krisis kepemimpinan di Indonesia saat ini “Kondisi moral, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sedang ada di Indonesia saat ini memang membuat krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan Indonesia saat ini. Perbedaan pandangan dan tanggapan membuat orientasi pemimimpin Indonesia sebagai aktor dan sutradara dalam pencapain cita-cita bangsa menjadi bercabang dan tidak punya arah yang jelas.” Paradigma tentang pemikiran seorang pemimpin saat ini para yang menjadi pengelola negeri ini masih berkutat pada “power oriented” orentasi kekuasaan semata, bukan berbicara menyangkut “Achievement Oriented” yakni kepemimpinan yang berbasis prestasi dan “Visioner Oriented” yakni kepemimpinan dengan visi kedepan. Karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia pada pemimpin memang sulit untuk dinilai tetapi hal ini kan tercermin pada perilaku dan hasil serta prospek kebijakan kedepannya. Selain itu pemimpin tidak mempunyai pandangan yang lebih jauh untuk Indonesia kedepan, memang kepimpinan saat ini dapat dikatakan tidaklah baik maupun tidaklah buruk tetapi jika dilihat dari prosek jauh ke depan kepemimpianan saat ini belumlah menjangkau hal tersebut. Peran pemimpin memang sangatlah utama dalam setiap kebijakan yang akan dikembangkan untuk menuju suatu cita-cita bangsa. Di sini pemimpin haruslah mampu melihat celah dimana cita-cita bagsa tersebut dapat diarahkan ke orbitnya dan dimana posisinya. Pemimpin harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah kelak dikemudian hari. Pemimpin juga harus mampu menghadapi kondisi bangsa pada saat krisis sekalipun. Dalam kondisi seperti ini pemimpin harus dapat mencari celah agar dapat keluar dari krisis tersebut. Menurut Markus Eko Susilo 28/5/2011 Pemimpin harus berani menjadikan kritik sebagai sarana untuk bangkit bukan justru sibuk memberi klarifikasi akan kegagalanya. Sebagai generasi bangsa yang menjadi ujung tombak dan perwakilan bangsa, pemimpin diharapkan dapat mengarahkan bangsa kepada cita-cita yang luhur di masa depan. Karakter dan pandangan hidup kedepan adalah salah satu tonggak dan langkah bagi seorang pemimpin utuk melangkah dan memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa ini walaupun dia tidak akan merasakan hasil kepemimpinannya. Bangsa Indonesia membutuhkan seorang yang berkarakter dan visioner untuk memimpin bangsa ke depan menurut Ahmad Syafii Maarif;2012. Sosok itu siap mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok, berani ambil risiko, serta mau bekerja nyata untuk memajukan dan menyejahterakan kehidupan bangsa. Tapi dengan sampai saat ini belum muncul pemimpin yang bersikap seperti itu. Maka akan timbul pertanyaan, bagaimana mencari pemimpin yang berkarakter dan visioner untuk Indonesia kedepan? Siapa yang akan mengisi posisi tersebut di kemudian hari? Dan berkarakter dan visioner seperti apakah yang pantas menjadi pemimpin bangsa? Pertanyaan ini hengdaknya dan pantas dijawab oleh mahasiswa sebagai agent of change dan tumpuan masa depan bangsa untuk membangun peradaban yang lebih maju lagi. Mahasiswa dan Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kapasitas untuk menerjemalhkan visi dalam realita. Definisi tersebut dinyatakan oleh dalam Werren Bennis dalam Covey 2004;74 dengan ini berarti kepemimpinan adalah pencapain tujuan yang telah ditetapkan yang sebelumnya membuat visi terlebih dahulu. Selain itu Walters dalam Semuil Thiharjadi 9;2007 menambahkan bahwa kepemimpinan merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati, kepemimpinan itu bersifat dinamis dan situasional. Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membawa bangsa Imdonesia kedepan lebih baik lagi. Mahasiswa adalah golongan muda yang harus mampu membawa Indonesia menuju cita-cita bangsa. Mahasiswa sebagai intelektual muda dan aset utama bangsa ini untuk melangkah ke depan. Kalau dihubungkan dengan kepemimpinan, mahasiswa adalah salah satu calon pemimpin dan penerus bangsa ini. Hal ini sering diserukan oleh masyarakat padahal perlu digaris bawahi dan diperhatikan “belum tentu setiap mahasiswa cakap dalam menjadi seorang pemimpin.” Ir. Sukarno pernah berkata “Berikan saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul yaum rijaalul ghod pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”. Atau ada juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa. Beberapa ungkapan tersebut sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta bangsa yang mempunyai peradaban yang maju Muhammad Rajab ; 2012. Mahasiswa sebagai generasi intelektual muda. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang seharusnya memiliki visi, misi dan tujuan yang ideal dalam membangun dan memajukan peradaban bangsa. Segala tingkah laku dan perbuatannya pun didasarkan pada kaidah ilmiah dan menggunakan akal pikiran serta logika yang jernih dan komprehensif, meskipun pada kenyataanya tidak semua mahasiswa seideal itu. Semua itu menjadi tolak ukur dan pandangan ke depan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini dimasa yang akan datang. memang tidak dapat dilepaskan lagi. Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa yang nyata untuk Indonesia ke depan. Indonesia 2030 Indonesia akan terus maju dan berkembang seiring dengan perkembangan masa. Visi Indonesia 2030 ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum tahun 2007 lalu. Sesuai dengan hal yang diungkapkan tyayasan Indonesia Forum visi Indonesia 2030 dibangun dengan optimisme yang rasional. Rasa optimis lahir dari cara memandang masa depan bangsa yang lebih baik, yang merupakan modal memacu semangat. Dasar rasional dibentuk melalui proses yang terarah yang didasarkan pada kajian yang komprehensif, mendalam dan bertanggung jawab secara ilmiah. Kesemuanya diciptakan melalui sinergi tiga komponen pengusaha, birokrasi dan akademisi. Pemerintah sendiri menyiratkan bahwa mereka mulai bergeliat dengan visi Indonesia 2030. Tetapi hal ini juga juga harus menjadi perhatian, utamanya mahasiswa agar mau berpikir realistis untuk visi Indonesia 2030. Mahasiswa akan menjadi titik sentral dalam hal ini tahun 2030 adalah waktu yang bisa dibilang waktu yang tidak lama untuk sebuah bangsa. Indonesia 2030 adalah suatu pencapaian dari visi yang telah dirancang tadi. Mahasiswa yang menjadi titik point untuk meneruskan gerakan ke arah tersebut harus selalu berperan aktif. Mahasiswa juga agent of change yang harus membawa Indonsia menuju visi 2030. Melalui pemikiran dan praktik tentang kepemimpinan Indonesia ke depan maka akan mucul hasil untuk pencapaian Indonesia 2030. Visi Indonesia 2030 menginginkan Indonesia menjadi negara yang maju dalam segala hal. Menurut Yayasan Indonesia Forum ada 4 elemen kunci ketercapain Indonesia 2030 Pertama, Kepemilikan yang kolektif dan inklusif. Visi 2030 ini hanya akan dapat terwujud jika semua komponen bangsa merasa memiliki dan dengan penuh kebersamaan berupaya mewujudkannya untuk kepentingan bersama. Kedua, Kelembagaan yang kuat dan efektif. Termasuk tersedianya administrasi yang rapi dan birokrat yang efektif, lembaga legislatif yang bertanggung jawab, lembaga yudisial yang independen, sektor swasta yang kreatif serta media yang mandiri dan bertanggung jawab. Semua lembaga ini hendaknya saling mendukung dan bukan saling menjatuhkan. Ketiga, Kepemimpinan yang baik. Para pemimpin yang diperlukan adalah yang punya visi, cakap dan jujur serta punya komitmen yang kuat terhadap bangsa bukan pada kepentingan partai maupun kepentingan pribadi. Keempat, Konsensus masyarakat dan kerekatan sosial social cohesiveness. Konsensus ini sangat diperlukan agar masyarakat mendukung kepemimpinan dan pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan untuk mencapai Visi 2030. Dukungan ini lebih penting lagi manakala dibutuhkan pengorbanan pada perjalanan menuju 2030. Mahasiswa adalah bagian penting pencapaian tersebut. Mahasiswa, calon pemimpin bangsa dan sebagai motor pencapaian Indonesia 2030. Peran mahasiswa pada visi Indonesia 2030 adalah sebagai pengarah dan aktor utama. Melalui kepemimpinan dengan visi Indonesia untuk 2030 akan tercapai secara maksimal, tetapi, tergantung bagaimana kepemimpinan tersebut dilaksankan oleh mahasiswa sebgai pionirnya. Kepemimpian Visioner dan Berkarakter untuk Indonesia 2030 Secara sederhana visi menurut Burt Nanus dalam Joko Widodo 37;2007 adalah pernyataan tujuan ke mana organisasi akan dibawa sebuah masa depan yang lebih baik, lebih berhasil, atau lebih diinginkan dari kondisi sekarang. Visi tersebut dituangkan dalam pernyataan misi merupakan keputusan utama yang melandasi keputusan-keputusan lainnya. Kepepimpinan yang mempunyai visi atau kepemimpinan visioner yang lebih baik untuk adalah kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki sepuluh kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu 1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai. 2. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana. 4. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu 5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”. 6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran. 7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi. 8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu. 9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi. 10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut. Kepemimpian visioner sangat dibutuhkan oleh bangsa untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih maju lagi. Pemimpin visioner adalah seorang ujung tombak perubahan organisasi dalam hal ini adalah bangsa Indonesia untuk masa depan. Selain dengan visioner, kepemimpimpinan yang baik adalah kepemimpinan dengan kepemimpinan dengan karakter. Karakter adalah nilai-nilai yang terpatri dalam diri manusia melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengan niali-niali dalanm diri manusia sehingga menjadi semacam nilai intrinsic yang mewujud dalam sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku manusia Soemarno Soedarsono;2010. Kepemimpian karakter adalah kepemimpinan dengan kualitas dan kekuatan mental atau moral, akhlak, atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain. Peminmpin yang dimaksud disini adalah kepemimpina yang mempunyai karakter bangsa Indonesia seperti tercermin dengan pengertian kepemimpinan dengan karakter diatas. Kepemimpinan haruslah mempunyai karakter karena pemimpin yang berkarakter akan membawa suatu bangsa pada suatu perubahan moral dan karakter untuk menuju cita-cita bangsa. Menurut Elias Sumandi Dabur dalam kompasiana 2/9/2011 karakter dalam kepemimpinan adalah kredibilitas, kejujuran, integritas, kebijaksanaan, dan pengorbanan. Karakter-karakter inilah yang akan menjadi pilar dan fondasi utama kepemimpinan sekaligus dasar di mana hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dibangun Karakter memang akan sulit jika dinilai secara pribadi. Perlu pemahaman khusus untuk mengerti kakrakter yang tepat bagi setiap pemimpin bangsa utamanya bangsa Indonesia. Dibawah ini kriteria pemimpin yang berkarakter menurut hasil pemahaman saya 1. Harus jujur pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. 2 Memiliki sifat empati. 3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur dan lugas. 4. Bersikap transparan dalam kondisi kepemimpinan dan ammpu menghormati orang lain. 5. Memiliki kecerdasan, cermat, tangguh dan kerja keras baik secara EQ maupun SQ agar dalam pelaksanaan pekerjaannya menjadi professional. 6. Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. 7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat ” team work “, kreatif, percaya diri, inovatif, dan mobilitas. Berkarakter dan visioner adalah calon pemipin yang sangat ideal untuk mewujudkan visi Indonesia 2030. Karakter yang menjadi jiwa bangsa yang berbudaya unggul diharapkan menjadi identitas dan jati diri bangsa- negara Indonesia serta kepemimpinnan dengan prospek jauh atau visioner telah diwariskan oleh The Founding Fathres kita. Mereka telah menunjukakan bagaimana kepemmpinan yang visioner dan berkarakter itu. Mahasiswa sebagai intelektual muda, calon pemimpin bangsa harus memiliki ciri-ciri seperti itu. Mahasiswa yang akan membawa Indonesia pada visi 2030. Mahasiswa sebagai cetakan dari hasil belajar mereka, dengan proses belajar mahasiswa akan menjadi penerus bangsa yang berkarakter dan mengembangkan visi serta cita-citanya di masa depan untuk Indonesia lebih baik. Mahasiswa adalah mewarisasi budaya pembelajar dari Founding Fathres yang akan membawa perubahan Indonesia untuk visi Indonesia 2030 nanti. Dengan semakin majunya perkembangan zaman dan cara pembelajaran serta pemikiran mahasiswa, masa deapn Indonesia adalah di tangan generasi mudanya utamanya mahasiswa. Bukan benda hasil ciptaan ataupun prestasi belaka, tetapi salah satunya adalah kepemimpiann yang berkarakter adn visooner dari mahasiswa yang akan membawa Indonesia tidak hanya untuk visi Indonesia 2030 tetapi untuk masa depan Indonesia selanjutnya. Permasalahan yang ada dalam dinamika kepemimpinan Indonesia saat ini adalah problematiaka bangsa yang harus diselesaikan. Orientasi pemimpin saat ini haruslah ke depan agar bangsa ini akan tetap ada untuk masa yang akan datang. Kesenjangan antara pemimpin dan yang dipimpin memang menjadi problem tersendiri dalam kepemimpinan Indonesia. Harusnya kepemimpinan Indonesia saat ini adalah kepemimpinan yang mempunyai visi kedepan dan berkarakter bangsa yang kuat seperti The Founding fathers kiata, agar cita-cita luhur bangsa akan dapat tercapai dengan baik. Kepemimpinan yang baik adalah modal utama agar setiap tujuan utama bangsa akan diarahkan oleh pemimpin sebagai perwakilan bangsa. Mencari pemimpin yang bagaimana yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya yaitu kesejahteraan rakyat?. Model pemimpin yang seperti apakah, itulah sesungguhnya yang dicari oleh Indonesia untuk menuntun Indonesia ke depan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang senantiasa berfikir untuk masa depan bangsa adalah aset utama untuk hal tersebut. Mahasiswa adalah generasi muda yang merupakan calon pemimpin bangsa yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya. Mahasiswa dan kepemimpinan adalah salah satu hubungan yang tidak akan dipisahkan. Jika melihat masa depan, kaum yang “terpelajar” yang akan membawa kepada masa depan Indonesia. Kunci masa depan Indonesia adalah di golongan muda, maka bisa dikatakan mahasiswa sebagai golongan muda maka akan membawa Indonesia ke masa depan dan cita-cita bangsa. Visi Indonesia untuk 2030 adalah tujuan Indonesia yang akan dicapai untuk Indonesia kedepan. Mahasiswa sebagai generasi muda adalah salah satu kunci untuk membawa Indonesia untuk masa depan, maka mahasiswa akan berperan penting dalam hal ini. Peran yang bagaimana? yaitu ketika mahasiswa menjadi pemimpin bangsa untuk membawa ke visi Indonesia 2030. Visi Indonesia 2030 yang ingin membawa kepada kesejahteraan Indonesia maka mahasiswa akan pantas sebagai leader untuk hal itu. Kaum intelektual muda adalah sumber daya yang sangat penting untk visi Indonesia 2030. Banyak cetakan atau blueprint yang dapat dihasilkan oleh mahasiswa untuk visi Indonesia 2030, dengan kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam pencapaian visi. Mahasiswa sebagai calon pemimpin adalah adalah satu harapan bangsa untuk mencapai visi Indonesia 2030. Kepemimpinan yang visioner dan berkarakter adalah kunci untuk mencapai kepemimpinan yang baik dan akan membawa Indonesia kepada masa depan. Visioner berati mempunyai pendangan untuk masa depan khususnya untuk masa depan Indonesia dan hal ini sangat berkaitan dengan pencapain visi Indonesia. Visioner haruslah ada dalam jiwa kepemimpian Indonesia adalah hal yang sangat urgent agar ada kejelasan pencapain cita-cita bangsa dan visi Indonesia. Kepemimpian visioner haruslah didampingi dengan karakter bangsa Indonesia pada pemimpin tersebut. Kepemimpinan dengan karakter adalah hal yang harus ada dalam jiwa pemimpin, karena karakter akan memcerminkan pribadi dan akan mewujudkan kepemimpinan Indonesia yang sehat. Kepemimpinan Indonesia yang berkarakter dan visioner tentunya akan membawa Indonesia untuk pencapaian visi ke depan. Visi Indonesia 2030 dan mahasiswa sangatlah berhubungan. Hal ini akan dihubungkan dengan kepemimpinan yang akan dilakukan oleh mahasiswa sebagai calon pemimpin untuk menjalankan visi Indonesia 2030. Kepemimpinan yang akan dilakukan mahasiswa untuk membawa kepada visi Indonesia 2030 adalah dengan kepemimpian visi dan berkarakter. Kepemimpinan dengan model seperti ini akan berpandangan jauh dan sehat adalah kunci untuk membawa visi Indonesia 2030, dan mahasiswa yang akan menjadi pemimpin haruslah memiliki visi dan karakter. Visioner yang berpandangan jauh dan karakter yang sehat serta diolah dengan sebuah kepemimpian generasi muda intelektual melalui mahasiswa tentunya akan membawa Indonesia kepada visi 2030 dan tidak hanya 2030 tetapi untuk visi dan cita-cita Indonesia lebih jauh. TM DAFTAR PUSTAKA Covey, Stephen 8th Habit From Effectivity to YorkFree Press. Soedarsono, Diri, Karakter dan Jati Diri Sekretariat Negara RI Vol 15 51-98 Tjiharjadi, Be a Great Offest Widodo, Publishing diunduh tanggal 10 mei 2012 diunduh 10 Mei 2012 di unduh tanggal 10 mei 2012 tanggal 10 mei 2012 diunduh tanggal 10 mei 2012
Bacalah artikel ini untuk menemukan tujuh langkah menjadi pemimpin masa depan. 1. Jujur. Kejujuran merupakan hal mendasar dan syarat mutlak bagi seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang pemimpin masa depan yang baik harus bisa memegang amanat yang harus dijalankan sebaik mungkin. Dengan memiliki sifat jujur, karyawan atau anggota tim akan lebih
Ilustrasi Pemuda. Sumber Hari Santri Nasional HSN yang jatuh pada tanggal 22 Oktober setiap tahunnya menjadi berbeda kali ini. Bagaimana tidak, pandemi COVID-19 masih menghantui setiap orang, tak hanya para santri, membuat HSN tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya sejak pertama kali dihelat tahun 2015. Bicara santri, tak lepas dari pemuda. Dalam klasifikasi umur, PBB dan ILO mendefinisikan pemuda adalah penduduk berusia 15-24 tahun. Batas usia 15 tahun sendiri tumpang tindih dengan definisi anak yang berusia 0-17 tahun. Begitu juga dengan perundang-undangan kepemudaan nomor 40 tahun 2009 pasal yang mendefinisikan pemuda berusia 16 – 30 Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengklasifikasi usia pemuda syabab berada pada rentang usia 15 hingga 40 tahun yang merupakan masa paling kritis dalam keseluruhan kehidupan manusia. Masa ini ditentukan dari seberapa baik pendidikan pada masa di bawah 15 Al Quran sendiri banyak kisah tentang pemuda, yakni saat para Nabi masih muda. Misalnya kisah Nabi Ibrahim muda yang mengajak kaumnya berdialektika dan berlogika menemukan Tuhan Al Anbiya 60, kisah Nabi Yahya muda yang sudah diberi hikmah kebijaksanaan Maryam 15, kisah Nabi Yusuf yang menjadi pejuang kebenaran sejak muda Yusuf 22, kisah Nabi Ismail muda yang begitu hebat meyakini perintah Allah dan taat pada ketentuanNya Ash-Shaffat 102-107, kisah pemuda Ash-haabul Kahfi, legenda pemuda yang mempetahankan aqidah Tauhid Al Kahfi 13-15, besar yang dimiliki oleh kaum pemuda pernah dijadikan Bung Karno bahan penyemangat orasinya “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”.Permasalahan Pemuda IndonesiaNamun sesungguhnya, saat ini pemuda Indonesia dihadapkan beberapa masalah. Tiga peneliti dari SMERU Research Institute Isdijoso, Astini, Dewi 2019, seperti dilansir dalam mengungkapkan 5 permasalah pemuda Indonesia, yakni Pertama, kualitas pendidikan yang rendah. Lebih dari separuh pemuda hanya menamatkan pendidikan setingkat sekolah menengah pertama ke bawah. Kedua, tingginya tingkat pengangguran. Angka pengangguran terbuka pemuda hampir tiga kali angka pengangguran umum 14% dibandingkan Ketiga, di area kesehatan. Kejadian penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tidak menular seperti hipertensi, anemia, obesitas, dan diabetes di kelompok usia pemuda lebih banyak dibandingkan di kelompok usia lain yang disebabkan pola hidup tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur; dan perilaku berisiko pemuda, seperti penyalahgunaan obat/zat terlarang, pergaulan bebas, dan pornografi. Keempat, rentan mengalami persoalan kesehatan mental. Jumlah kasus depresi yang mencapai diantara penduduk usia di atas 15 tahun. Di antara jumlah ini, sebanyak 91% tidak mendapatkan pengobatan medis. Kelima, kejadian pernikahan dini, sebanyak pemuda menikah sebelum usia 19 tahun, dan sekitar remaja usia 15-18 tahun Persoalan Pemuda IndonesiaPenulis merekomendasikan beberapa solusi persoalan pemuda Indonesia ini, yakni Pertama, Menguprade Imtaq Kepada Sang Khalik. Pemuda dengan Iman dan Taqwa Imtaq yakni spiritualitas yang meningkat dimana pengetahuan agama dan ritualitas dalam ibadahnya pun berkualitas, maka ia tidak mungkin membiarkan dirinya terpengaruh imbas negatif seperti disebut dalam pola hidup tidak sehat seperti merokok, depresi, penyalahgunaan obat/zat terlarang, pergaulan bebas, dan pornografi yang berimplikasi pernikahan dini akibat hamil di luar Menguatkan Azzam Istiqomah Thalabul Ilmi. Hendaknya para pemuda menyadari bahwa derajad mereka akan terangkat jika dibekali ilmu. Artinya mereka harus menguatkan azzam Kebulatan Tekad, untuk istiqamah thalabul menuntut ilmu. Semua hal dimulai harus memakai ilmu. Tanpa ilmu akan sesat melangkah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah dan naik derajad. Pemuda yang berilmu tak mungkin menjadi pengangguran karena mereka akan membuka peluang usaha sendiri alih-alih mencari pekerjaan dengan tingkat persaingan tinggi. Ketiga, Memperbaiki Adab. Selain berilmu, yang tak kalah krusialnya adalah Adab. Dalam bahasa Arab, adab merupakan bentuk kata benda dari kata kerja adaba yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat. Menurut Ensiklopedia Tasawuf Imam al-Ghazali karya Luqman Junaedi, adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari keimanan. Di dalam adab terdapat pelajaran akhlak sehingga orang berilmu jika tak dilengkapi pengetahun adab dan akhlak maka cenderung akan berbuat sewenang-wenang, tidak menghormati dan menghargai sesama. Ilmu dan Adab saling bertautan bak dua sisi mata uang yang saling melengkapi kepribadian Membekali Diri dengan Kompetensi. Kompetensi menurut KBBI adalah kecakapan, mengetahui, berwenang, dan berkuasa memutuskan atau menentukan atas sesuatu. Selain membekali diri dengan Imtaq, ilmu dan adab, mereka juga harus membekali diri dengan kompetensi diri. Dengan kompetensi diri, jika pemuda memilih berkompetensi di dunia kerja, maka ia akan mudah dikenali sebagai orang yang kompeten dalam ilmu dan bidang yang dibutuhkan industri atau apapun bidang yang dipilihnya. Wahai Pemuda Indonesia kita ubah nasib bangsa mulai dari diri sendiri dan yakinlah kalian adalah “Syubbanul yaum rijalul ghad" yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Yuks!Aan bercerita tentang pemuda menurut Undang-undang No. 40 tahun 2009. Warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun dan Kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. QS. al-Nisâ [4] 9. Akhir-akhir ini, negeri kita tengah dilanda kasus-kasus kemanusiaan yang membuat kita miris. Terlebih pelakunya adalah pemuda-pemudi dengan kisahnya yang beraneka macam. Mulai dari kasus mahasiswi di salah satu universitas yang ditemukan sudah tak bernyawa karena mencoba menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya, kasus mahasiswi yang menganaiaya temannya sendiri hanya karena tato hello kitty, para pemuda di sebuah sekolah menengah atas yang saling tawuran atau kasus begal yang tengah membuat masyarakat resah. Kasus-kasus yang membuat miris tersebut semestinya membuat kita umat Islam tergugah untuk melakukan sesuatu. Sebagai umat yang Allah beri tugas sebagai umat terbaik di bumi-Nya ini, melihat kondisi sekarang ini, tentu kita tidak boleh hanya berdiam diri, cuma prihatin, atau hanya menjadi penonton. Terlebih, sebagai seorang akademisi atau seorang yang punya ilmua, kita harus bergerak dan bertindak dalam aksi nyata. Seperti kata pepatah, tidak ada asap tanpa api. Begitupun dengan kasus-kasus di atas. Bila kita tinjau lebih jauh tentu ada sesuatu yang salah. Bukan hanya harus menyelidiki siapa yang salah, namun harus pula diselidiki kesalahan tersebut secara lebih luas lagi dan bagaimana cara menangani kesalahan itu dengan solusi terbaik. Ketika kita berharap ingin menyelesaikan sebuah permasalahan dengan solusi terbaik, kita harus mengenali lebih detail apa sebenarnya pokok permasalahan yang ada, apa penyebabnya dan mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi. Dengan demikian, cara yang nanti kita ambil untuk dijadikan solusi akan tepat sasaran dan tidak melenceng dari tujuan. Menganalisis kasus-kasus yang akhir-akhir ini terjadi, penulis mengasumsikan bahwa kasus-kasus di atas terjadi akibat krisis moral. Moral para pemuda saat ini telah merosot sampai pada titik nadir. Lebih membuat misis lagi adalah nirmoral pemuda saat ini memiliki kecenderungan untuk terus berlangsung seakan tanpa bisa dibendung dan dihentikan. Padahal mereka adalah generasi emas penentu peradaban, dan sebagian besar mereka adalah generasi Islam. Kebanyakan pemuda-pemudi Islam sekarang hidup dalam lingkungan jahiliyah. Dari satu sisi mereka tetap muslim, tetapi di sisi yang lain pemikiran, perasaan dan tingkah laku mereka sangat jauh dari ajaran Islam yang sejati. Cara berpikir, berpakaian dan bergaul mereka telah dicemari oleh pemikiran, perasan dan tingkah laku tidak islami yang kebanyakan bersumberkan dari pemikiran Barat yang dimotori oleh para pemodal berkolaborasi dengan pihak-pihak yang memusuhi Islam. Mereka dengan bersungguh-sungguh telah melakukan proses pembaratan westernisasi melalui racun sesat pemikiran Barat westoxication, mereka berusaha mempengaruhi dan membelokkan pemahaman kaum muslimin terutama kaum mudanya agar jauh dari nilai-nilai Islam yang murni. Di bidang ekonomi, mereka mengembangkan kapitalisme yang berintikan asas kebebasan untuk mencari manfaat profit. Menurut mereka, apa saja boleh dilakukan bila menguntungkan secara material, tidak peduli sekalipun bertentangan dengan nilai agama atau moral. Di bidang budaya, mereka menyebarkan westernisme yang dikemas dengan wajah seni dan estetika, namun sebenarnya berintikan amoralisme jahilliah. Bagi mereka, tidak ada pantang larang, termasuk seks bebas atau pakaian tidak senonoh, selagi tidak menggangu kepentingan orang lain. Padahal, seperti kita ketahui pemuda adalah harapan bangsa yang kelak akan memimpin bangsa ini. Bagaimana wajah dan kondisi bangsa Indonesia, termasuk wajah dan kondisi umat Islam nanti di masa depan, tercermin dari wajah dan kondisi para pemudanya saat ini. Sungguh mengkhawatirkan bila pemuda saat ini dibiarkan saja memiliki moral yang antah-berantah tanpa ada usaha yang sungguh-sungguh dari kita semua umat Islam yang masih punya kepedulian. Islam sesungguhnya telah memberikan solusi untuk memperbaiki moral pemuda yang mengalami krisis ini. Al-Quran sebagai kitab suci umat islamlah yang sesungguhnya dapat dijadikan pedoman untuk memperbaiki moral para pemuda. Dalam surat al-A’râf [7] ayat 52 Allah berfirman Dan sesungguhnya kami telah mendatangkan sebuah kitab al-Quran kepada mereka yang kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Inilah yang menjadi tugas besar bagi kita selaku umat Islam; menanamkan akhlaq qurani pada diri sendiri dan mentransfernya kepada para pemuda lainnya, baik secara langsung melalui nasihat-nasihat dan pengajaran atau tidak langsung melalui keteladanan akhlak dan perilaku terpuji. Bila penanaman akhlaq qurani ini kuat bercokol pada setiap pemuda, pasti tidak akan ada lagi pelanggaran-pelanggaran moral yang terjadi. Sehingga para pemuda qurani ini akan siap menjadi pemimpin-pemimpin terbaik bagi bangsa dan pemimpin umat di masa depan. Sebuah ungkapan Arab yang barangkali sering kita dengar, “syubbân al-yaum rijâl al-ghad” pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, adalah sebuah ungkapan yang telah dibuktikan oleh sejarah. Karenanya, mau tidak mau, suka tidak suka, akhlaq pemuda harus ditransformasi menjadi akhlaq qurani. Bukan tidak mungkin pemuda yang tadinya tak bermoral bisa hijrah dengan sendirinya dengan hidayah Allah sebagai sebuah rahasia dari-Nya. Namun, tentu lebih indah dan memang semestinya bila banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena Allah sendiri juga mewajibkan kita umat Islam untuk berdakwah, untuk saling menasihati dalam kebenaran dan berlomba dalam kebaikan. Terutama dari para orangtua dan guru untuk menasehati para pemuda baik secara formal ataupun nonformal. Kemudian dari seorang pemuda kepada teman-teman pemudanya yang lain untuk senantiasa melakukan kebaikan. Semua orang adalah pemimpin, hanya kadar dan tanggung jawabnya saja yang berbeda. Maka dari itu sebagai calon pemimpin masa depan, para pemuda harus mempersiapkan bekal yang matang. Dengan bekal akhlaq qurani, maka In syâ Allah para pemuda akan kembali mencapai masa emas kepemimpinan Islam. Bagaimana sebenarnya menjadi pemuda-pemudi qurani itu? Di antara ciri-ciri pemuda qurani adalah sebagai berikut Beraqidah yang mantap Menanamkan dalam hati dan perbuatannya bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah . Dalam setiap nafas dan geraknya, hanya ridha Allah yang diharapkannya. Mencintai Rasulullah Meneladani rahasia sukses beliau dalam memimpin umat Islam, yaitu berlaku shiddiq benar, tabligh menyampaikan, amanah dapat dipercaya, dan fathonah cerdas. Mengenal dirinya sendiri self awareness Mengenal diri sendiri berarti mengetahui kemampuan dan kekurangan, serta kebutuhan pokok dirinya, yang berarti pula menahan ego. Ali ibn Abi Thalib mengatakan, “barangsiapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Rabb-Nya.” Dalam al-Quran, Allah berfirman Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? QS. Fushshilât [41] 53. Berilmu pengetahuan Seorang pemimpin haruslah orang yang cerdas, bila tidak tentu ia akan mudah dibodohi oleh orang-orang jahat yang dipimpinnya. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Kelebihan seorang yang berilmu terhadap ahli ibadah adalah seperti bulan purnama terhadap seluruh bintang-bintang di langit” HR. Muslim. Amar ma’ruf nahi munkar Bukti cinta kita kepada sesama karena Allah adalah saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan senantiasa mengajaknya melakukan kebaikan. Menjunjung tinggi musyawarah, kerjasama, adil, dan peduli terhadap sesama. Dengan poin-poin di atas diharapkan akan bermunculan pemuda-pemudi qurani yang berintelektual tinggi sebagai calon pemimpin bangsa dan umat di masa depan. Para rekan pemuda-pemudi, penulis berpesan, estafet kepemimpinan telah menunggumu. Ingin tahu hari esokmu seperti apa? Lihatlah dirimu hari ini. Tak ada kata mumpung masih muda, bersantai-santai saja, tapi, mumpung masih muda, masih bisa kerja keras, mari bersama bersatu, bergandengan tangan, memaksimalkan usaha. Turut aktif mewarnai organisasi-organisasi dakwah dan sejenisnya yang bermanfaat untuk sesama, untuk memajukan peradaban. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hiadayahNya kepada kita semua, khususnya para pemuda dan pemudi bangsa Indonesia dan umat Islam, agar kuat dan sabar dalam menghadapi godaan dunia dan senantiasa teguh berpegang pada agama Allah . Chumairoh Mahasiswi Statistika 2013 MUTIARA HIKMAH Abul Aliyah Ar-Riyahi rahimahullah berkata “Aku bepergian mencari seorang guru selama berhari-hari. Urusan yang pertama kali aku perhatikan darinya adalah masalah sholat. Jika kudapati dia menegakkan dan menyempurnakan sholatnya, aku singgah dan mendengarkan ilmu darinya. Namun jika kudapati ia menyianyiakan sholatnya, aku akan kembali pulang dan tidak mendengarkan ilmu darinya. Dan kukatakan, Untuk selain sholat, dia pasti lebih melalaikannya’” Shiffat al-Shofwah, III/212.Dari peristiwa sumpah pemuda dapat kita jadikan pembelajaran bahwa diperlukan pemikiran-pemikiran yang kritis dari para pemuda dan pemudi Indonesia dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia yaitu pemikiran yang lebih mementingkan kepentingan bangsa dan masa depan bangsa Indonesia. Sumpah pemuda tidak hanya terjadi begitu saja Baca juga: Menguji Keampuhan Sumpah Pemuda. Harapan itu berangkat dari alasan bahwa peran pemimpin muda sangat siginifikan dalam membentuk masa depan yang lebih berketahanan dan berkeadilan. Beruntungnya, harapan itu perlahan namun pasti mulai bersemai di negara ini. Beberapa pemimpin muda sedikit demi sedikit mulai unjuk gigi ke ranah publik.0Wqc.